Persiapan Launching Kanwil Layanan Unggulan Propinsi Papua
Jayapura, perbendaharaa.go.id – Kata-kata di-wash beberapa minggu ini akrab terdengar di kalangan pegawai Kanwil Ditjen Perbendaharaan Propinsi Papua. Bjardianto Pudjiono, sang nahkoda, melakukan penyempurnaan terhadap lay out dan meja front office kanwil yang terletak di lantai 3 Gedung Keuangan Negara Jayapura, tempat melaksanakan layanan unggulan.
Meja-meja komputer di gudang yang sudah tidak dipakai, ditunjang oleh tukang kayu yang mumpuni, kepala Kanwil berkreasi menciptakan ruangan front office yang lebih luas. Pelayanan rekonsiliasi SAI, Revisi DIPA maupun permintaaan Dispensasi TUP dan Mata Anggaran dipusatkan di ruangan ini.
Penyempurnan ini dilakukan dalam rangka penerapan layanan unggulan yang akan di launching pada bulan Agustus/September 2010. Kepiawaian Bjardianto Pudjiono dalam mendesain ruangan, front office kini sangat membanggakan bagi seluruh pegawai. Seluruh karyawan merasakan kenyamanan dalam bekerja. Ruangan dilengkapi C dan komputer yang memadai serta terintegrasi jaringan, menimbulkan kesan ’wah’ bagi pegawai. Lebih istimewa lagi, front office dibuat dengan memanfaatkan barang/meja bekas yang diperbaiki. Meja-meja itu di-wash menjadi seperti marmer.
Penyempurnaan front office ini hanya memakan waktu kurang lebih dua minggu sejak Pak Anto, demikian panggilan akrab untuk Bjardianto Pudjiono, menjabat sebagai kepala kanwil di Papua. front office yang sekarang ini menjadi lebih luas dari sebelumnya. Penambahan berasal dari ruang Bidang Pembinaan Perbendaharaan yang dipindahkan ke dekat ruangan Bidang Pembinaan Anggaran (PA). Bidang Pembinaan Perbendaharaan menempati ruang Bidang PA yang terdiri dari PA I dan PA II. Hasil pemindahan ini berdampak ruangan front office menjadi lebih luas dari sebelumnya.
Disisi lain Pak Anto, juga selalu memotivasi para pegawai kanwil dalam melayani teman-teman dari satker dengan motto 3S, yaitu Senyum, Sapa dan Selesai. Kepala kanwil juga menekankan peran pegawai Ditjen Perbendaharaan agar dapat menjadi guru dan pelayan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.
Kata di-wash sendiri berawal dari suatu malam, saat Bjardoanto Pudjiono menengok tukang kayu yang sedang mengerjakan front office untuk layanan unggulan. Si tukang kayu setelah merapikan bagian atas meja front office, kemudian mengecat permukaan meja tersebut dengan cat warna kuning, kemudian dicat ulang kembali dengan cat warna coklat dan setelah itu disemprot dengan bensin, setelah itu diambil sebuah tas plastik kresek yang digengamnya erat, kemudian di usap-usap ke permukaan meja yang masih basah tersebut, nampak mudah pengerjaannya dan setelah menunggu kurang lebih dua jam, jadilah meja front office dengan permukaan seperti marmer. Beberapa pegawai yang ikut melihat pekerjaan pada malam itu terkesima dengan hasil pekerjaan si tukang kayu tersebut dan meluncurlah penjelasan pembuatan ’marmer’ tadi oleh si tukang kayu maupun Pak Anto, bahwa pekerjaan tadi disebut di-wash. Sejak saat itulah para pegawai kanwil mengetahui bahwa meja yang seperti marmer itu pengerjaannya disebut dengan di-wash.
Kontributor : Suroso - Kanwil Ditjen Perbendaharaan Propinsi Papua Editor : Bambang Kismanto – Media Center Perbendaharaan
- Regional
- Dilihat: 4479