Laporan perjalanan survey kepuasan pegawai di KPPN Waingapu
Waingapu, perbendaharaan.go.id, Itulah salah satu ucapan yang saya dengar dari kepala KPPN Waingapu, Soda Yakobus, saat saya melaksanakan tugas ke KPPN Waingapu dalam rangka Survey Kepuasan Pegawai pada tanggal 6 Oktober 2010.
“Memang banyak sekali perubahan yang telah terjadi pada Ditjen Perbendaharaan termasuk juga KPPN Waingapu, kami sangat mendukungnya dan selalu berusaha untuk lebih baik dan menjadi yang terbaik” sambung Soda Yakobus yang biasa dipanggil “Pak Jack”.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Reformasi Birokrasi telah bergulir dengan pembentukan KPPN Percontohan pada Ditjen Perbendaharaan dan KPPN Waingapu telah melaksanakan SOP Percontohan sejak Agustus 2009. Namun sebelumnya, karena keterbatasan sarana dan prasarana, maka pola percontohan dikombinasikan dengan konsep lama, dalam hal ini yang berkaitan dengan tata ruang gedung KPPN.
Pernyataan Pak Jack tersebut diamini oleh Sekretaris Kabupaten Sumba Barat, Drs. Muhu, pada suatu acara Rekonsiliasi Data IWP dengan PT. Askes yang berlangsung pada tanggal 7 Oktober 2010. Muhu menyampaikan bahwa sejak digulirkannya Reformasi Birokrasi tahun 2007 terasa sekali perubahannya. “Komunikasi lebih mudah, pelayanan lebih baik, dan tidak berbelit-belit,” ungkapnya.
Untuk menjawab rasa keingintahuan saya tentang sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai oleh KPPN Waingapu, saya juga menyempatkan berbincang - bincang dengan Agus Nelapaotu, Pegawai dari Dinas Perikanan Kabupaten Sumba Timur, yang sedang berada di Front Office KPPN Waingapu. Agus mengatakan bahwa pelayanan yang diberikan oleh KPPN Waingapu sudah banyak kemajuan dan sangat memuaskan. “Setiap Pencairan Dana ataupun Pelaporan yang kita ajukan selalu dilayani dengan baik dan tidak berbelit-belit,” kata Agus. “Penyelesaian SPM cukup 1 jam apabila semua persyaratan terpenuhi,” sambungnya.
SEMANGAT MELAKSANAKAN TUPOKSI BERPAYUNG REFORMASI BIROKRASI
Memasuki KPPN Waingapu, saya tidak melihat sebagaimana kantor lainnya. Ruang kerja para pegawai adalah aula. Namun demikian, suasana kebersamaan, kekeluargaan dan semangat melayani tergambar pada gerak badan dan raut wajah para pegawai. Pelayanan maksimal mereka berikan kepada satker. Saat memasuki waktu absen, ada beberapa satker yang dating, namun mereka tetap menyambut dan melayaninya dengan ramah.
Gedung KPPN Waingapu sedang direnovasi. Mereka memanfaatkan ruang aula untuk dijadikan sebagai ruang pelayanan dan penyelesaian pekerjaan sehari-hari. Ruangan berukuran kurang lebih 30 x 10 meter tersebut ditempati oleh semua seksi. Mereka hanya dipisahkan oleh pembatas sepantasnya. Front Office, Rekonsiliasi dan pengambilan SP2D berada di tengah ruangan yang langsung berhadapan dengan pintu masuk.
Dengan wilayah pembayaran sebanyak empat kabupaten: 1) Kabupaten Sumba Barat, 2) Kabupaten Sumba Tengah, 3) Kabupaten Sumba Timur dan 4) Kabupaten Sumba Barat Daya, tercatat kurang lebih 100 satker yang mencairkan dana di KPPN Waingapu, ini merupakan KPPN di daerah yang lumayan banyak satker untuk di layani.
Waingapu sendiri merupakan kota yang berada di Kabupaten Sumba Timur, (Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur) dapat ditempuh dengan jalur udara setiap hari, mulai dari Jakarta dengan transit di Kupang lalu berlanjut ke Waingapu, dan Surabaya langsung ke Waingapu dengan transit di Denpasar. Sementara untuk dari wilayah Indonesia Timur lewat Makassar dan transit di Kupang terlebih dahulu.
Pegawai KPPN Waingapu berjumlah 22 orang, dengan komposisi pegawai dari daerah sekitar sekitar 70% dan sisanya adalah pendatang. Untuk ukuran KPPN bertipe A2 jumlah pegawai tersebut hampir mendekati ideal. Dengan semboyan PASTI (Profesional, Akuntabel, Smile, Terpercaya, Inovatif), seluruh pegawai KPPN Waingapu selalu siap untuk mensukseskan Reformasi Birokrasi di wilayah pulau paling selatan Indonesia ini. (Bk/edit)
Oleh : Sugeng Wistriono Media Center DJPBN