Jakarta, djpb.kemenkeu.go.id. Data perekonomian Indonesia menunjukkan kinerja positif dengan pertumbuhan sebesar 5,72% (yoy) pada triwulan III 2022. Sementara itu, tingkat inflasi Indonesia mencapai 5,71% (yoy) pada Oktober 2022, melebihi target inflasi yang ditetapkan dalam asumsi dasar ekonomi makro saat penyusunan APBN 2022. Hal ini disampaikan oleh Dirjen Perbendaharaan Astera Primanto Bhakti dalam keynote speech pada acara Webinar Series dengan tema “Investasi Pemerintah: Outlook, Tantangan dan Peluang dalam Ketidakpastian Ekonomi Global 2023” di Jakarta, Rabu (16/11).

“Secara fundamental, perekonomian Indonesia cukup baik dalam menghadapi tantangan yang ada. Namun, kita tetap waspada. Selain itu, Indonesia perlu menentukan strategi yang tepat dan menangkap peluang melalui skema investasi yang adaptif. Instrumen investasi pemerintah akan terus didorong untuk berperan dalam penyediaan infrastruktur dasar, penyediaan energi berbasis Energi Baru dan Terbarukan (EBT), pengembangan ekspor, penguatan ketahanan pangan, dan peningkatan kemandirian industri pertahanan,” jelas Dirjen Perbendaharaan.

Webinar Investasi Pemerintah menghadirkan narasumber dari internal maupun eksternal Kemenkeu yaitu Johan Zulkarnain Kasim (Analis Kebijakan BKF mewakili Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro BKF), Josua Pardede (Chief Economist Bank Permata, Tbk), I Kadek Dian Sutrisna Artha (Chief Economist PT SMI), serta Moh. Khusaini (Guru Besar FEB Universitas Brawijaya). Acara ini diikuti secara daring oleh para pejabat dan pegawai lingkup Kementerian Keuangan, para pejabat dari LPS, OJK, Kementerian BUMN, para Operator Investor Pemerintah, serta peserta umum. [BU/AAS]