Pembukaan Training Building Service Excellence
Jakarta, perbendaharaan.go.id - Reformasi bidang keuangan terus berproses. Sebagai salah satu organisasi pemerintah yang bertugas melayani masyarakat, Direktorat Jenderal Perbendaharaan terus berupaya menyempurnakan kualitas pelayanannya. Menurut Sekretaris Ditjen Perbendaharaan, K.A. Badaruddin agar pelayanan itu baik harus memenuhi beberapa unsur, unsur organisasi, tata kerja, sarana dan prasarana serta unsur sumber daya manusia.

"Agar service itu baik harus memenuhi beberapa unsur," kata Badaruddin dalam arahannya kepada peserta Training Building Service Excellence di Kanwil XI Ditjen Perbendaharaan Jakarta tadi pagi. "Unsur-unsur itu antara lain, organisasi, tata kerja, sarana dan prasarana serta sumber daya manusianya," lanjut orang nomor dua di Ditjen Perbendaharaan ini.

Reformasi bidang keuangan sendiri sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1946. Namun upaya reformasi itu baru sebatas pada aspek legal, dengan membentuk tim yang bertugas mengubah undang-undang tentang perbendaharaan negara. "Niat untuk mereformasi bidang keuangan itu sudah ada sejak tahun 1946," terang Badaruddin. "Namun masih pada aspek peraturan," lanjut beliau.

Dalam perjalanannya, dorongan untuk berubah ke arah yang lebih baik terutama pada bidang keuangan semakin menguat. Menurut Sekretaris Ditjen Perbendaharaan, ada tiga aspek agar reformasi bidang keuangan itu berhasil, yaitu aspek legal, aspek organisasi dan aspek SDM.

Dua hal pertama (legal dan SDM) sudah tidak ada masalah. Peraturan dan organisasi sudah mengalami penyempurnaan. Sedangkan, aspek SDM mengalami pasang surut, perlu ada pemeliharaan. "Mengenai rekrutmen pegawai, di sini, tidak ada katabelece. Tidak ada pegawai yang masuk karena titipan. Semua melalui test," kata beliau. "Makanya, pegawai perbendaharaan itu ada yang cantik, ada yang jelek," lanjutnya disambut tawa para peserta.

Pelayanan prima (excellence service) itu menyangkut sikap dan bahasa tubuh. Orang yang datang berurusan ke kantor-kantor pelayanan tidak semata-mata untuk urusan formal. Mereka menginginkan keramahan, senyuman dan sambutan hangat dari orang yang berhubungan dengannya. "Mereka, para client, sama dengan kita. Kalau kita menginginkan orang ramah kepada kita, tersenyum, dan menyambut kedatangan kita dengan hangat, maka mereka pun demikian," jelas Badaruddin masih dalam arahannya kepada peserta. "Dengan Training Building Service Excellence ini diharapkan kualitas pelayanan kita kepada client menjadi baik. Kalau tidak sempurna seperti di Bank Mandiri, ya mendekatilah," lanjut beliau.

Pelatihan excellent service ini diselenggarakan oleh Kanwil XI Ditjen Perbendaharaan Jakarta bekerjasama dengan Bagian Pengembangan Pegawai Setditjen Perbendaharaan. Acara tersebut dilatarbelakangi oleh pengaduan dari satuan kerja tentang kualitas pelayanan di KPPN Percontohan beberapa waktu yang lalu. "Beberapa waktu yang lalu, ada yang komplain ke saya," kata Badaruddin. "Cepatnya sih oke, tanpa pungutannya oke, tapi muka juteknya itu..." lanjut beliau menirukan kata-kata pengadu. "Saya pikir, pelatihan service excellence ini penting, agar pelayanan seperti itu tida terjadi lagi, " ungkapnya penuh harap yang tampak ditanggapi serius oleh para peserta.

Segala upaya untuk penyempurnaan proses reformasi bidang keuangan serta reformasi birokrasi di lingkungan Ditjen Perbendaharaan terus dilakukan. Kalau pun masih ada kekurangan di sana-sini, itu hal yang wajar. Namanya juga sedang berproses. Semoga harapan Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan ini segera terwujud.

Oleh: Bambang Kismanto - Bagian Pengembangan Pegawai