Berita Nasional

(Seputar Ditjen Perbendaharaan)

Menkeu : Jangan Sampai Nila Setitik Rusak Susu Sebelanga

Laporan Penutupan Rapimtas Ditjen Perbendaharaan
Jakarta, perbendaharaan.go.id - Beberapa hari belakangan ini menjadi ujian yang cukup berat bagi Kementerian Keuangan. Terutama dalam upayanya melakukan reformasi birokrasi. Hampir semua sorot mata masyarakat tertuju kepada kementerian ini. "Hari-hari ini adalah hari yang tidak nyaman bagi kita. Kalau kita bicara reformasi, sepertinya ada yang cemplang kalau orang Jawa bilang," kata Sri Mulyani Indarwati di Jakarta Jum'at lalu. "Sebabnya karena ada kasu Gayus ini," lanjutnya.

Keberhasilan yang sudah dicapai Ditjen Perbendaharaan dalam mereformasi jajaran birokrasinya harus dijaga dan dikembangkan. "Jaga reputasi Ditjen Perbendaharaan," pesan Menteri Keuangan saat memberikan pengarahan kepada pejabat esselon II Ditjen Perbendaharaan di Jakarta. "Jangan sampai karena nila setitik, rusak susu sebelanga," pintanya.

Perubahan sikap masyarakat di era keterbukaan memberikan konsekuensi, bahwa informasi apapun bisa diakses oleh masyarakat. Suatu hal di masa lalu yang dinilai wajar oleh masyarakat, bisa jadi tidak untuk hari ini, "Dulu bisa melakukan sesuatu dengan tenang, karena tertutup," lanjut wanita yang masuk dafta seratus tokoh wanita paling berpengaruh di dunia ini. "Sekarang tidak bisa lagi, masyarakat akan melihat sampai sedetil mungkin," lanjutnya.

Keberhasilan reformasi birokrasi adalah hasil kerja tim. Dalam arahannya, Menteri keuangan mengatakan bahwa hal-hal yang sifatnya strategis harus beul-betul dikelola. "Ini adalah pekerjaan kolektif, bukan pekerjaan Pak Dirjen (Herry Purnomo)," kata Sri Mulyani. "Diperlukan koordinasi dan pemahaman yang sama," pesan beliau.

Mencermati berbagai kasus yang mendera kementerian yang dipimpinya, Sri Mulyani menegaskan bahwa, pejabat-pejabat esselon dua itu luar biasa penting. "Anda adalah tulang punggung Ditjen Perbendaharaan," ungkap beliau.

Esselon II itu sebagai pertaruhan apakah perubahan itu betul-betul terjadi atau hanya lips servis. Kasus yang terjadi di Direktorat Jenderal Pajak akibat reformasi pada esselon duanya hanya formalitas. Ketika pejabat esselon dua membiarkan terjadinya penyimpangan atau bahkan masih mempunyai heading culture yang sama seperti sebelum reformasi dijalankan, maka anak buahnya akan mengikuti hal yang sama.

"Jadi sebetulnya batu-batu ujian itu ada di esselon dua. Anda yang relatifly berhubungan langsung dengan orang-orang, struktur dan ruangan," jelas beliau. "Anda mempunyai skup pekerjaan yang sebetulnya bisa membaca berapa banyak anak buahnya, apa tingkah lakunya, pekerjaannya apa, bagaimana (sikap) mereka terhadap reformasi, apakah mereka komit terhadap kultur baru atau tidak," lanjut Sri Mulyani.

Dalam acara penutupan rapimtas Ditjen Perbendaharaan tersebut, Sri Mulyani mengharapkan agar semua pejabat tidak pernah berhenti berfikir untuk mengamankan system yang sudah baik yang ada di Ditjen Perbendaharaan. "Jangan pernah berhenti berfikir untuk mengamankan system yang sudah baik ini," pintanya di hadapan para kakanwil dan pejabat esselon dua Kantor Pusat Perbendaharaan.

Kerusakan system seringkali terjadi akibat suatu masalah dibiarkan berlarut dan masuk ke dalam system. Oleh karenanya, Menteri Keuangan berpesan agar para pejabat esselon dua dapat melokalisir masalah dan tidak membiarkannya masuk ke dalam seluruh system. "Jangan jadi orang minimalis," kata beliau. "Jangan bersikap, paling tidak saya tidak korupsi, yang lain korupsi biar saja. Jangan seperti itu," tandasnya.

Untuk menjaga kelangsungan hidup organisasi, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indarwati berpesan agar para pejabat esselon dua dan di bawahnya melakukan regenerasi. "Negeri kita ini kan akan terus berdiri hingga hari kiyamat to? Dan selama Republik Indonesia ini berdiri, Kementerian Keuangan akan tetap berdiri," tandas beliau. "Dan untuk menjaga agar organisasi ini tetap tegak berdiri, regenerasi kepemimpinan itu penting," lanjutnya.

Menteri Keuangan tampak sangat tidak ingin ada kasus-kasus memalukan lagi terjadi di departemen yang dipimpinya. Beliau mengharapkan bisa mendapatkan alarm dini terhadap kasu-kasus yang mungkin akan timbul. "Saya perlu mendapatkan alarm dini. Jangan biarkan masalah berlarut-larut," pintanya. "Terkadang kita perlu memakai baju orang lain saat kita ingin melihat diri kita. Sehingga kalau ada masalah kita akan dengan segera mengetahuinya," lanjutnya lagi.

Sri Mulyani Indarwati sangat tidak ingin ada kasus memalukan terjadi Ditjen Perbendaharaan. Sebelum mengakhiri pengarahannya, beliau berpesan kepada Herry Purnomo, Dirjen Perbendaharaan, dan seluruh pejabat esselon dua untuk menjaga reputasi. "Jaga reputasi Ditjen Perbendaharaan ke depan. Jangan sampai nila setitik rusak susu sebelanga," tandasnya menutup arahannya.

Oleh : Bambang Kismanto & Tino A.P. Pegawai Bagian Pengembangan

 

Hak Cipta Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan RI
Manajemen Portal DJPb - Gedung Prijadi Praptosuhardo II Lt. 1
Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta Pusat 10710
Call Center: 14090
Tel: 021-386.5130 Fax: 021-384.6402

 

 

IKUTI KAMI

 

PENGADUAN

 

 

Search

Kantor Wilayah Provinsi, Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) 

(Daftar Kantor Vertikal DJPb Selengkapnya ..)