Liputan Perayaan Hari Keuangan ke 64
Jakarta, perbendaharaan.go.id &ndash Genap lima bulan sudah Agus Martowardojo menduduki jabatan tertinggi pada Kementerian Keuangan. Puncaknya pada tanggal 30 Oktober 2010, beliau berkesempatan secara langsung untuk merayakan sebuah hari bersejarah yang selalu dikenang setiap tahunnya oleh Pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Keuangan.  Pada tanggal tersebut tepat 64 tahun lalu, pemerintah Indonesia pertama kalinya mengedarkan Uang Republik Indonesia (ORI) dan menyatakan bahwa uang Jepang dan uang Javasche Bank tidak berlaku lagi. Hal ini menjadi perlambang serta pembuktian kedaulatan Indonesia pasca kemerdekaan.

Menggunakan latar belakang sejarah tersebut, Menteri Keuangan meminta para pegawai di jajaran Kementerian yang dipimpinnya untuk memelihara semangat kebanggaan, keberanian, percaya diri sebagai sebuah bangsa yang dikaruniai banyak kelebihan oleh Tuhan YME dengan bekerja dengan sebaik-baiknya secara profesional, jujur dan menjunjung tinggi profesi.

Pada upacara Hari Keuangan ke 64 yang mengusung tema 'Peningkatan Kualitas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Negara melalui SDM yang berkualitas dan terpercaya', Agus menyatakan bahwa kompetensi SDM Kementerian Keuangan perlu ditingkatkan supaya dapat menciptakan nilai tambah bagi masyarakat dan negara karena menurutnya karakter SDM akan tergambar dalam sikap kejujuran serta menjunjung tinggi profesi. "Profesional terdiri dari kompentensi dan karakter. Kedua tidak dapat dipisahkan satu sama lain," tegasnya.

Menurut mantan Direktur Utama Bank Mandiri tersebut, untuk menyukseskan agenda reformasi birokrasi yang telah dimulai sejak 2004, seluruh elemen di Kementerian Keuangan wajib menjaga kualitas yang tercermin dalam kerja profesional. "Ke depan, sudah saatnya kita tingkatkan kualitas pengelolaan keuangan dan kekayaan negara melalui SDM yang berkualitas. Ini menjadi faktor utama keberhasilan Kemenkeu menjalankan tugas. Meningkat atau tidaknya kualitas negara tergantung kualitas individu yang bekerja di instansi ini," ujar beliau.

Wajar apabila Menteri Keuangan menargetkan SDM sebagai turbin kualitas pengelolaan keuangan dan kekayaan negara karena beliau menyadari tidak mudahnya usaha optimalisasi pelayanan dijalankan di kementerian yang dipimpinnya. Setidaknya hal ini terlihat dari salah satu isi pengarahan beliau pada upacara perayaan Hari Keuangan ke 64 ini. Seperti halnya sektor birokrasi lainnya, Agus menyatakan bahwa profesionalisme aparat birokrasi di Kementerian Keuangan masih terlihat belum dapat mengimbangi perkembangan teknologi, e-government, informasi dan pemenuhan tuntutan masyarakat. "Program reformasi birokrasi telah banyak dilakukan, tapi ini harus lebih optimal dalam pelayanan masyarakat. Kita masih lamban, khususnya dalam rangka mengikuti teknologi informasi," tegas Agus. Menurut beliau, hal ini dapat diperbaiki dengan meningkatkan efisiensi kerja dan budaya disiplin.

Mengimbangi semua aspek pekerjaan para pegawainya terutama dalam rangka menjaga komitmen luhur pengelola keuangan di Indonesia, Menteri Keuangan meminta jajarannya untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, jajaran PNS di Kemenkeu lebih berkoordinasi baik antar individu, unit dan instansi kelembagaan lain. Beliau juga tidak lupa menghimbau agar segala praktik kecurangan di Kementerian Keuangan harus diberi sanksi tegas. "Kita tidak akan berkhianat apalagi merugikan masyarakat. KKN bisa merugikan moral Kementerian Keuangan Kita harus bersih dari praktik kecurangan dan KKN. Beri sanksi tegas!," tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, juga dilakukan penyerahan Satya Lencana Karya, penyerahan piagam penghargaan kepada mantan pegawai negeri sipil di lingkungan Kementerian Keuangan, dan penyerahan piala dan piagam penghargaan pemenang lomba dan pegawai berprestasi.

Menteri Keuangan selengkapnya dapat dilihat disini


Oleh: TWP &ndash Media Center Ditjen Perbendaharaan