Berita Nasional

(Seputar Ditjen Perbendaharaan)

Dirjen Perbendaharaan Back On The Road. Kali Ini Di Bagian Selatan Sumatera

Liputan Perjalanan Dinas Dirjen Perbendaharaan di KPPN Sekayu, Lubuk Linggau, Curup dan Bengkulu
Bengkulu, perbendaharaan.go.id &ndash Hanya berselang dua hari, Direktur Jenderal Perbendaharaan memutuskan untuk kembali roadshow. Sebuah kegiatan yang beliau sangat sukai karena dapat melihat secara langsung perkembangan unit-unit vertikal Ditjen Perbendaharaan dan menyapa hangat serta mendengar pertanyaan hingga &ldquocurhatan&rdquo para pegawainya. Kali ini sebuah perjalanan nostalgia beliau ke bagian selatan Sumatera, Palembang dan Bengkulu.

Tiba hari Kamis (04/11) sekitar pukul 07.00 di Bandara Mahmud Badaruddin II, Palembang, Sumatera Selatan Dirjen Perbendaharaan, Herry Purnomo langsung melanjutkan perjalanan ke KPPN Sekayu. Didampingi oleh Kepala Kanwil Prov. Sumatera Selatan, Moch. Atlap Noor Syamsoe dan Kepala Bagian Umum, Bambang Mulyanto, beliau menempuh perjalanan darat selama tiga jam. Jalur yang dilalui cukup mulus, walaupun tepat di batas luar kota Palembang, rombongan mobil Dirjen harus menerjang banjir yang disebabkan hujan yang terjadi satu hari sebelumnya. Pemandangan kebun karet PT. Perkebunan Nusantara tampak menghiasi sisi kiri dan kanan jalur Palembang &ndash Sekayu yang berliku dan sempit karena hanya dapat dilalui oleh dua buah mobil yang berlawanan arah tersebut.

KPPN SEKAYU
KPPN Sekayu yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Musi Banyuasin berjarak sekitar 120 KM dari pusat kota Palembang. Sebuah kabupaten kaya minyak yang terlihat maju dengan sekolah bertaraf internasional, rumah sakit daerah yang besar dan memiliki desain modern, beberapa gelanggang olahraga bertaraf nasional peninggalan PON XVI tahun 2004 seperti lapangan sepakbola, tenis lapangan, bola basket bola voli, bulutangkis, renang, dan loncat indah, tenis meja, terbang layang, lapangan olahraga berkuda hingga sirkuit otomotif nomor dua terbesar di Indonesia.

KPPN yang diresmikan oleh Mulia P. Nasution pada tanggal 25 Juli 2005 ini memiliki wilayah kerja yang terdiri dari dua kabupaten yaitu Kabupaten Musi Banyuasin dan Banyuasin. Terletak di tengah kota kabupaten, KPPN ini terlihat bersi dan lapang dari jalan poros di seberangnya. Memasuki ruang layanan, pemandangan warna coklat dari front office yang lumayan luas tampak mendominasi.

Disambut oleh Kepala KPPN Sekayu, Raden Muhammad Adil dan seluruh pegawai KPPN yang berseragam putih-hitam, Dirjen Perbendaharaan langsung meninjau kelengkapan dan tampilan front office yang ada. Wajah beliau terlihat cerah walaupun sudah menempuh perjalanan darat yang lumayan panjang. Pada saat pengarahan, beliau seperti memberikan konfirmasi arti cerah di wajahnya. &ldquoSaya sangat menghargai usaha dari rekan-rekan KPPN Sekayu untuk tetap semangat menjalankan dan mengawal reformasi birokrasi,&rdquo ujar beliau. &ldquoHal ini terlihat dari tampilan front office yang sudah bagus menurut saya, sudah menggambarkan kecepatan dan keterbukaan layanan kita,&rdquo tambahnya. Menanggapi komitmen dan semangat dari para pegawai KPPN Sekayu tersebut, Herry Purnomo mengatakan bahwa hal ini harus terus dipelihara dan dikembangkan.

Raden Muhammad Adil merasa kedatangan Dirjen Perbendaharaan di KPPN yang dipimpinnya adalah sebuah pengalaman yang sangat berharga mengingat usia jabatannya sebagai kepala KPPN Sekayu yang masih terhitung baru seumur jagung. Mengatasnamakan seluruh pegawai, Adil mengucapkan rasa terima kasih sebesar-besarnya atas kesediaan Dirjen Perbendaharaan untuk mengunjungi mereka di Sekayu.

&ldquoHal ini menggambarkan semangat yang luar biasa dari KPPN Non Percontohan untuk menjalankan pola pelayanan KPPN Percontohan yang mendukung pelayanan cepat, tepat, akuntabel dan transparan,&rsquo&rsquo puji Dirjen menggambarkan perasaannya melihat perkembangan yang pesat dari unit-unit vertikal yang disambanginya selama ini tidak terkecuali KPPN Sekayu.

Mendukung pernyataan Dirjen Perbendaharaan, Atlap Noor Syamsoe yang belum lama menjadi Kepala Kanwil Prov. Sumatera Selatan. mengatakan bahwa pelayanan yang baik untuk memenuhi tuntutan masyarakat sudah tidak dapat ditawar lagi. Beliau kemudian mengatakan, &ldquoPelayanan di KPPN harus Akuntabel Transparan Lancar dan Anti Pungli. Kalau disingkat menjadi ATLAP!  Mudah sekali untuk mengingatnya,&ldquo ujar beliau usai menyampaikan singkatan namanya sendiri disambut gelak tawa para pegawai dan Dirjen Perbendaharaan.

Pada kesempatan pengarahan tersebut, seorang pegawai meminta tambahan beberapa pegawai baru terutama dengan latar belakang program diploma (prodip) untuk membantu pelaksanaan pekerjaan di KPPN Sekayu. Menanggapi permintaan tersebut, Herry Purnomo menjawab bahwa perlu dikaji kembali mengenai kebutuhan-kebutuhan pegawai seperti. &ldquoPerlu dikaji kembali apakah memang kurang atau pembagian pekerjaannya saja yang tidak merata. Kebutuhan yang ada sekarang harus didasarkan pada produktivitas kerja yaitu adanya keseimbangan antara jumlah pegawai dan volume pekerjaan.&rdquo ujar beliau sambil mencontohkan sebuah KPPN yang memiliki jumlah satker yang besar tetapi memiliki jumlah pegawai yang tidak terlalu banyak.

Tidak terasa satu jam berlalu, acara pengarahan dengan para pegawai KPPN Sekayu terpaksa dihentikan karena Dirjen Perbendaharaan masih harus terus melanjutkan perjalanan daratnya ke KPPN Lubuk Linggau yang berjarak sekitar empat jam perjalanan. Sebelum meninggalkan Sekayu, beliau menyempatkan diri untuk makan siang bersama dan menunaikan ibadah shalat Dzuhur.

KPPN LUBUK LINGGAU
Perjalanan menuju Lubuk Linggau terasa berat karena kondisi sebagian jalan yang dilewati sangat tidak mendukung, berlubang bak kubangan kerbau. Wajar saja apabila melihat jalan yang diperuntukan untuk kendaraan biasa dilewati oleh truk-truk kelas berat pengangkut kelapa sawit. Walhasil, waktu tempuh Sekayu-Lubuk Linggau yang semestinya dapat menempuh waktu sekitar 2.5-3 jam menjadi 4 jam.

Kota Lubuk Linggau secara strategis ekonomi berada pada jalan lintas barat Sumatera sehingga berfungsi sebagai kota penghubung ekonomi antara Provinsi Bengkulu dan Sumatera Selatan, terlihat lebih ramai daripada Sekayu tapi tidak lebih bersih.

Dirjen Perbendaharaan tiba pukul 16.30 di KPPN Lubuk Linggau. KPPN yang masih memiliki gedung kantor berdisain lama dengan dominasi tangga di bagian depannya  ini ternyata juga tidak mau kalah dalam menawarkan pelayanan ala KPPN Percontohan. Walaupun kelihatan tidak terlalu luas, KPPN yang menangani 43 satker di dua wilayah kerja, kota Lubuk Linggau dan kabupaten Musi Rawas,  sudah merubah front office dengan layout yang mendukung pelayanan cepat dan transparan. Sebuah kenyamanan pelayanan yang diharapkan berujung pada kepuasan para stakeholdernya.

Disambut langsung oleh Kepala KPPN Lubuk Linggau, Suharyanto langsung mengantar Herry Purnomo dan Atlap Noor Syamsoe meninjau kondisi gedung kantor bertingkat dua tersebut. Beberapa masukan membangun diberikan oleh Dirjen Perbendaharaan melihat banyaknya ruangan yang tidak dipakai karena kegiatan pelayanan lebih terpusat di depan. Tak lama berselang, setelah singgah sejenak di ruangan kepala kantor, Dirjen meninggalkan kantor untuk menuju Hotel Abadi, tempat bermalam beliau di kota Lubuk Linggau.

Acara pengarahan dilakukan di aula KPPN Lubuk Linggau, dimulai dengan makan malam khas Sumatera Selatan, acara tersebut berjalan lancar dan khidmat. Suharyanto memulai acara dengan laporannya mengenai kondisi kantor dan pelaksanaan kerja di KPPN yang dipimpinnya tersebut. Menurut beliau, kedatangan Dirjen Perbendaharaan merupakan sebuah sejarah dan kehormatan bagi KPPN Lubuk Linggau setelah kunjungan Direktur Jenderal Anggaran, Darsjah, 15 tahun yang lalu. Mengenai kondisi gedung kantornya, beliau mengatakan, &ldquoLayout ruang pelayanan yang pada saat ini berukuran 124 m2, pada tahun 2011 kami mengusulkan agar diperluas menjadi 311 m2 untuk dipergunakan sebagai ruang front office, Ruang Kepala Kantor, Seksi Bank/Giro Pos, Seksi Pencairan Dana, dan Seksi Vera.&rdquo

Suharyanto juga menyampaikan mengenai kondisi kepegawaian, &ldquoJumlah pegawai pada KPPN Lubuk Linggau sebanyak 23 orang namun terdapat 4 orang yang sedang mengikuti beasiswa S1,&rdquo lanjut beliau dalam laporannya. Dari komposisi pegawai yang diberikan dapat dilihat bahwa sebagian besar pegawai yang ada di kantor tersebut didominasi oleh pegawai pria dan pegawai yang memiliki usia di atas 40 tahun. Beliau juga menambahkan bahwa dalam merayakan hari Keuangan ke 64, KPPN Lubuk Linggau telah melakukan kunjungan kerja ke Kantor Kementerian Agama Kota Lubuk Linggau dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Musi Rawas. &ldquoDari dialog interaktif yang diadakan pada saat itu, semua yang hadir menyatakan kepuasannya terhadap pelayanan KPPN Lubuk Linggau,&rdquo lapor beliau. &ldquoHarapan dari stakeholders agar KPPN Lubuk Linggau melaksanakan Bimbingan Teknis dengan waktu yang lebih panjang, dengan jumlah peserta terbatas  mengenai Pembukuan dan laporan pertanggungjawaban Bendahara, Revisi DIPA, Rencana Penarikan Dana serta program Aplikasi SPM dan Rekonsiliasi SAI,&rdquo tambahnya.

Dirjen Perbendaharaan dalam pengarahannya, menyatakan kepuasan melihat semangat yang ditunjukkan oleh para pegawai di KPPN Lubuk Linggau. &ldquoAda usaha yang nyata untuk menjalankan reformasi birokrasi,&rdquo ujar beliau tegas.

&ldquoJangan ciptakan bom pada akhir tahun anggaran dengan membiarkan satker tidak mempercepat proses pencairan anggaran yang dimilikinya. Hindari penumpukan pekerjaan pada akhir tahun anggaran!&rdquo tegas Herry Purnomo di tengah-tengah pengarahannya.

Setelah memulihkan diri dengan beristirahat semalam, Dirjen Perbendaharaan melanjutkan perjalanannya untuk mengunjungi KPPN Curup yang berjarak 60 KM atau sekitar 1.5 jam perjalanan. Di Lubuk Linggau, Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Sumatera Selatan berpamitan dengan DIrjen Perbendaharaan untuk melanjutkan perjalanan kembali ke Palembang.

KPPN Curup
Perjalanan Lubuk Linggau &ndash Curup terasa jauh lebih &lsquo&rsquomanusiawi&rsquo&rsquo. Tidak ada lubang-lubang besar menganga di tengah jalan, yang ada hanyalah pemandangan hijau dengan jalan aspal mulus menuju  Curup, daerah kunjungan Dirjen Perbendaharaan berkutnya. Tidak terasa, perjalanan yang memakan waktu tidak lebih dari 1.5 jam pun berakhir di jalan kota yang terasa lapang dan bersih, yang akhirnya mengantarkan beliau tiba di KPPN Curup, Jl. Sukowati, Curup.

Di lokasi kedatangan ini, Herry Purnomo disambut oleh PJs. Kepala Kanwil DJPBN Prov. Bengkulu, Hasudungan Siregar beserta ibu Kepala Bagian Umum Kanwil, Rudianto dan Kepala KPPN Curup, Herman. Rasa suka cita ditunjukkan oleh para pegawai menyambut kedatangan pimpinan tertinggi Ditjen Perbendaharaan ini.

Setelah melakukan peninjauan di gedung KPPN Curup sekitar 15 menit terutama pada ruang layanan yang sedang mengalami renovasi, rangkaian acara pengarahan Dirjen Perbendaharaan di aula kantor pun dimulai. Diawali oleh laporan Kepala KPPN Curup mengenai kondisi kantor yang pada saat ini sedang mengalami renovasi ruang layanan, pos jaga dan toilet tamu. Beliau mengatakan,&rdquoPegawai kami pada saat ini berjumlah 17 orang untuk melayani tiga kabupaten dengan 83 satker dan volume pekerjaan sekitar 30-35 SPM per hari.&rdquo

Hasudungan Siregar pada kesempatan sambutan berikutnya, menyatakan bahwa walaupun belum lama ditunjuk untuk merangkap tugas sebagai PJs. Kepala Kanwil DJPBN Prov. Bengkulu, beliau yakin seluruh pegawai KPPN Curup sangat siap menjaga komitmen, loyalitas dan kesadaran untuk mengawal reformasi birokrasi. &ldquoSebuah penghargaan setinggi-tingginya kami berikan atas kesediaan bapak mengunjungi kami di Curup di tengah kesibukan sebagai Dirjen,&rdquo tambah beliau takzim. &ldquoKami yakin dan memiliki rasa percaya diri dan motivasi yang sangat tinggi untuk bekerja karena dukungan bapak yang menyebabkan kami tidak merasa sendirian,&rdquo tambah beliau lagi.

Mendengar sambutan dari Kepala KPPN Curup dan PJs. Kepala Kanwil Prov. Bengkulu, Herry Purnomo menyatakan bahwa beliau sangat yakin bahwa gema perubahan sudah merambah sampai ke pelosok dengan komitmen yang tinggi untuk berubah ke arah yang lebih baik lagi. &lsquo&rsquoBahkan Menteri Keuangan saja sampai terperanjat melihat kantor layanan kita di Denpasar, Bali,&rdquo tegas beliau mengomentari reaksi Menkeu pada kunjungannya ke Bali beberapa waktu yang lalu. &lsquo&rsquoInilah profil kantor yang diharapkan ! &lsquo&rsquo tambah beliau mengulang ucapan Menkeu.

Pada kesempatan itu pula, beliau bernostalgia pada perjalanan dinas yang pernah dilaluinya ketika bekerja sebagai pelaksana di Bengkulu. &lsquo&rsquoKira-kira tahun 1978, saya melakukan perjalanan dinas dari Bengkulu ke Curup lalu ke Lubuk Linggau,&lsquo&rsquo kenang beliau mengingat masa penempatan pertamanya dulu.

&lsquo&rsquoSecara khusus saya memberikan penghargaan kepada KPPN Curup atas komitmennya untuk terus mengawal reformasi birokrasi,&rsquo&rsquo ujar beliau mengawali pengarahannya. &lsquo&rsquoKita buktikan bahwa komitmen ini bisa kita wujudkan bersama-sama karena seluruh jajaran (Ditjen Perbendaharaan, red) harus berubah dan harus menjaganya,&rsquo&rsquo tegas beliau lagi.

Mengenai akhir tahun anggaran, Dirjen menyatakan, &lsquo&rsquoKita harus waspada pada akhir tahun anggaran, jangan lengah! Walaupun Curup jauh, bukan berarti tidak ada yang mengawasi.&rdquo Beliau menegaskan keinginan dirinya untuk memastikan tidak ada lagi bentuk gratifikasi apapun dalam menghadapi akhir tahun anggaran. &lsquo&rsquoKarena ingin cepat cair, di waktu yang tersisa biasanya akan banyak satker yang menggoda untuk memberikan pelicin supaya pelayanan yang diberikan lancar,&rsquo&rsquo ujar beliau.

&ldquoIlmu yang dipakai satker adalah ilmu kita, harusnya kita bisa mengajarkan,&rdquo ujar beliau menerangkan mengenai reaksi yang harusnya kita keluarkan menghadapi perubahan organisasi ke arah pelayanan yang lebih baik dan system terintegrasi yang nantinya akan kita miliki apabila SPAN sudah berjalan dan beroperasi secara penuh. Dalam berbagai kesempatan, beliau selalu menegaskan pengoptimalan fungsi guru yang DJPBN miliki selain fungsi sebagai pelayan.

Sama halnya di kantor vertical lainnya, Herry Purnomo memberikan kesempatan bagi para pegawai KPPN Curup untuk bertanya dan memberikan usulan terkait pelaksanaan tugas di Ditjen Perbendaharaan. Imam, salah satu pegawai KPPN Curup menanyakan mengenai batas kewenangan KPPN dalam menjalankan fungsi sebagai guru. Dirjen Perbendaharaan dalam menanggapi pertanyaan ini menjawab bahwa sebagai guru, kita dapat menjelaskan lebih dari sekedar fungsi comptabel yang kita miliki karena keluasan ilmu pengelolaan keuangan yang kita miliki. &lsquo&rsquoUntuk menjaga hal tersebut agar tidak keluar dari jalur, Kantor Pusat sedang menyiapkan buku pediman yang dapat digunakan untuk pembinaan ke satker-satker,&rsquo&rsquo tambah beliau.

Menanggapi pertanyaan Sukarno, pelaksana pada KPPN Curup mengenai kemungkinan pengangkatan pegawai honorer, beliau mengatakan bahwa, &rsquo&rsquoJangan berikan harapan kepada mereka. Saat ini sudah sangat sulit bagi mereka untuk diangkat menjadi pegawai karena Kementerian Keuangan sudah memutuskan untuk hanya mengangkat dari pegawai prodip dan fresh graduate dari S1/S2 untuk menjaga kualitas.&rdquo &ldquoOleh karena itu, saya menghimbau untuk tidak lagi mengangkat pegawai honorer agar tidak timbul pertanyaan-pertanyaan serupa,&rdquo ujar beliau menambahkan.

&ldquoBagaimana dengan standar keamanan pelayanan untuk satker?&rdquo tanya Berhan, seorang pegawai KPPN Curup yang mengungkapkan mengenai kebutuhan bar-code untuk menjaga keamanan KPPN dari tindak pembobolan dokumen. Beliau menjawab,&rdquoJangan terpaku pada alat pemindai bar-code untuk menjaga keamanan layanan KPPN, kita dapat menggunakan cara lain yang lebih kreatif dan efisien apabila belum memiliki alat tersebut.&rdquo Menurut beliau yang terpenting, kita dapat memenuhi standar keamanan minimum, yaitu tanda pengenal petugas satker yang mencantumkan nama dan wajah sesuai dengan data yang ada. &ldquoSistem keamanan ini penting, tidak hanya KPPN Percontohan yang harus memiliki,&rdquo tambah beliau lagi.

Akhirnya, tepat pukul 09.30 WIB, Dirjen Perbendaharaan menutup sesi tanya jawab dan pengarahan beliau untuk melanjutkan lawatan dan perjalanan ke Bengkulu didampingi oleh Hasudungan Siregar dan rombongan Kanwil Bengkulu yang telah menjemputnya di Curup.

Kanwil dan KPPN Bengkulu
Perjalanan yang memakan waktu sekitar dua jam tersebut dilalui dengan lancar karena kondisi jalan yang relatif lebih baik daripada sebelumnya. Perhentian pertama Dirjen Perbendaharaan dan rombongan adalah KPPN Bengkulu. Kantor yang sebelumnya sempat menjadi pengalaman pertama yang tidak terlupakan bagi Herry Purnomo ketika memulai karirnya di Ditjen Perbendaharaan terlihat sudah banyak mengalami perubahan. Tahun 1975, beliau bersama alm. Tunggul Hutomo, mantan Kepala Kanwil Prov. Sulawesi Tenggara, menapakkan kaki pertama kalinya di Bengkulu. Sejak menjadi Dirjen, inilah kali pertama beliau kembali ke Bengkulu.

Disambut oleh Kepala KPPN Bengkulu, Farhan Fatnanto Kepala KPPN Muko-Muko, Zamruddin dan Kepala KPPN Manna, Ahmad Yusuf, Dirjen Perbendaharaan melanjutkan peninjauan di gedung KPPN Percontohan Bengkulu. Beberapa masukan terkait dengan layout ruang pelayanan dan aula KPPN disampaikan beliau pada saat kunjungan tersebut. &ldquoAula sebesar ini sebaiknya dimaksimalkan penggunaannya mengundang satker untuk pembinaan,&rdquo saran beliau melihat aula yang baru selesai dibangun. &ldquoKelihatannya malah aula ini bisa disewakan untuk resepsi perkawinan!&rdquo cetus beliau yang disambut gelak tawa para pegawai yang mendampinginya saat itu.

Dalam pengarahan yang dilakukan di Kanwil Bengkulu, beliau meminta maaf atas penundaan kegiatan launching Layanan Unggulan Kanwil dikarenakan kesibukannya menjabat di dua tempat, yaitu sebagai Dirjen Perbendaharaan dan PJs. Dirjen Perimbangan Keuangan. &ldquoSaya harapkan hal ini tidak menghambat pelayanan yang diberikan Kanwil Prov. Bengkulu,&rdquo ujar beliau.

&ldquoSaya merasa bahwa perubahan yang dilakukan pada kantor-kantor vertikal di Sumatera bagian Selatan sudah on the right track. Sangat positif dan komit dalam mewujudkan reformasi,&rdquo tukas beliau bersemangat. Beliau sangat memaklumi keterlambatan perubahan fisik yang ada dikarenakan dana yang baru didapatkan. &lsquo&rsquoWalaupun demikian, saya sangat kagum dengan semangat yang ada. Luar biasa,&lsquo&rsquo lanjut beliau.

Menurut beliau visi Ditjen Perbendaharaan kelihatannya sudah meresap dan menjadi bagian dari para pegawai. &ldquoJargon yg dipegang adalah pelayanan transparan, cepat, tepat dan tanpa pungutan sudah menjadi bagian keseharian para pegawai,&rdquo bangga Dirjen Perbendaharaan. Perubahan mindset tetap menjadi target yang tidak bisa ditawar lagi terutama dalam pelaksanaan tugas di Ditjen Perbendaharaan. &ldquoJangan melihat masa lalu, tetapi gunakan itu sebagai cermin untuk menatap masa depan,&rdquo ujar beliau di hadapan pegawai Kanwil dan KPPN Bengkulu.

&ldquoMelihat banyaknya perubahan yang ada, Kanwil juga harus dapat mengikuti,&rdquo jelas beliau mengenai perubahan yang terjadi di Ditjen Perbendaharaan. &ldquoDengan adanya rencana implementasi SPAN yang mendukung integrasi database terpadu, seluruh pegawai harus menyiapkan diri,&rdquo minta beliau.

&ldquoLakukan perubahan secara bersama-sama. Walaupun pejabat yang ada berganti-ganti, semangat yang kita miliki harus tetap ada, system harus jalan terus,&rdquo tanggap beliau.

Mengomentari tidak adanya standar ruang pelayanan di masing-masing kantor layanan Ditjen Perbendaharaan, beliau menyatakan bahwa hal ini sengaja dilakukan agar timbul kreatifitas dan rasa kebersamaan di kantor bersangkutan karena membangun secara bersama-sama. Lagipula kondisi kantor yang sudah berumur cukup tua tidak didesain untuk menyediakan ruang layanan seperti halnya KPPN Percontohan. &ldquoJangan terpaku pada tupoksi. Kalau kita hanya menunggu maka tidak akan ada sosialisasi dan pelatihan kepada satker yang dilakukan oleh KPPN. Yang terpenting, kegiatan yang dilakukan tidak melawan hukum dan sesuai dengan aturan yang sudah ada,&rdquo ujar Herry Purnomo mengenai kebutuhan untuk memintarkan satker dengan fasilitas yang kita miliki saat ini.

Setelah pengarahan Dirjen Perbendaharaan, beberapa pertanyaan dilakukan pada sesi tanya jawab yang mengantarkan kegiatan roadshow beliau di penghujung acara. Akhirnya walaupun dilengkapi dengan penundaan keberangkatan pesawat Lion Air trayek Bengkulu, Jakarta, roadshow yang dilakukan selama dua hari tersebut diakhiri dengan rasa puas yang mendalam dari Dirjen Perbendaharaan. Semoga banyak manfaat yang didapatkan dari kunjungan ini dan banyak pihak yang termotivasi untuk menberikan yang terbaik bagi Ditjen Perbendaharaan. Amin.

Oleh: TWP &ndash Media Center Ditjen Perbendaharaan

 

Hak Cipta Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan RI
Manajemen Portal DJPb - Gedung Prijadi Praptosuhardo II Lt. 1
Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta Pusat 10710
Call Center: 14090
Tel: 021-386.5130 Fax: 021-384.6402

 

 

IKUTI KAMI

 

PENGADUAN

 

 

Search

Kantor Wilayah Provinsi, Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) 

(Daftar Kantor Vertikal DJPb Selengkapnya ..)