Berita Nasional

(Seputar Ditjen Perbendaharaan)

Herry Purnomo: “Kalau Melayani Dengan Ikhlas, Akan Kelihatan Cahayanya”

Liputan Roadshow Dirjen Perbendaharaan di KPPN Bogor dan Sukabumi
Sukabumi, perbendaharaan.go.id &ndash Mendengar dua nama KPPN ini hampir pasti semua insan Ditjen Perbendaharaan masih teringat akan temuan Inspektorat Biro Investigasi (IBI) sekitar akhir tahun 2009, yang berakhir dengan penjatuhan hukuman kepada beberapa pegawai yang terlibat. Sebuah peristiwa yang hingga saat ini menjadi pelajaran yang sangat berharga tidak hanya bagi para pegawai di dua KPPN tersebut tetapi juga seluruh pegawai Ditjen Perbendaharaan.

Hari Selasa kemarin (5/1), tanpa direncanakan terlebih dahulu, Direktur Jenderal Perbendaharaan, Herry Purnomo kembali menyempatkan diri di tengah kesibukannya untuk bertemu dengan para pegawai di KPPN Bogor dan Sukabumi. Kedatangan yang pertama kalinya dilakukan pasca insiden temuan IBI tersebut dilakukan beliau untuk meninjau perkembangan terakhir yang terjadi di kedua kantor vertikal tersebut sekaligus mengembalikan semangat perubahan para pegawainya.

KPPN Bogor: Jangan Terpuruk, Tetap Tegar
Tepat tengah hari, Dirjen Perbendaharaan tiba di KPPN Bogor. Disambut langsung oleh Kepala KPPN Bogor, Enang Royu Abdie dan Kepala Subbag Umum, Muhammad Firbana, beliau langsung mendatangi front dan middle office seperti halnya yang dilakukannya pada kunjungan terakhir setahun yang lalu. &ldquoSaya melihat sudah banyak perubahan,&rdquo ujar beliau mengomentari kesan pertama yang didapat setelah bercakap-cakap dengan sebagian pegawai di front office.

&ldquoPada kesempatan ini, saya mengajak untuk melupakan masa lalu,&rdquo ujar Dirjen Perbendaharaan membuka sesi tatap muka dengan seluruh pegawai KPPN Bogor sambil mengingatkan pada kejadian setahun yang lalu. &ldquoTapi bukan berarti terpancing untuk mengulanginya lagi karena apa yang sedang kita kerjakan adalah ibadah,&rdquo tambah beliau tanpa bosan mengingatkan kembali pada kewajiban para pegawai untuk berubah mindset lamanya.

Mengomentari laporan dari Kepala KPPN Bogor mengenai perubahan semangat dan keinginan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada satker yang sudah terjadi di kantor yang dipimpinnya, Herry Purnomo meminta hal tersebut untuk dipertahankan dan ditingkatkan. &ldquoSaya meminta agar teman-teman dapat tegar bukannya terpuruk dan jangan bandingkan apa yang kita terima sekarang dengan masa lalu,&rdquo pinta beliau. &ldquoBerani untuk mengatakan tidak kepada Satker, jangan merasa tidak enak karena sudah dekat dengan mereka. Berani untuk sakleg.&rdquo

Dihadapan 62 orang pegawai kantor yang berseberangan dengan Kebun Raya Bogor tersebut, Herry Purnomo meminta agar menjaga perubahan yang telah diperjuangkan sebelumnya. &ldquoApabila orang luar belum berubah, kita jangan tergoda untuk kembali ke masa lalu. Biarkan!&rdquo ujar beliau. &ldquoMulailah dari diri sendiri,&rdquo kutipnya dari kalimat Aa Gym, seorang Dai kondang dari Jawa Barat. Bahkan beliau menambahkan masukan dari Menteri Keuangan untuk tetap mempertahankan keikhlasan dan kebersamaan dalam melayani. &ldquoKalau melayani dengan ikhlas, akan muncul cahayanya.&rdquo

Beliau juga kembali mengingatkan bahwa perubahan yang sudah menjadi kewajiban jangan dijadikan alasan untuk meminta tambahan remunerasi seperti halnya KPPN Percontohan. &ldquoBandingkan jumlah pegawai dengan volume pekerjaan yang ada di kantor saudara dengan ambil contoh KPPN di Jakarta,&rdquo ujar beliau menyitir pentingnya produktivitas. &ldquoAmbil contoh, pada tanggal (20 Desember 2010, red) jumlah total SPM di Jakarta ada sebanyak 41.000 SPM!&rdquo tambahnya.

&ldquoSaya juga ingin mengucapkan terima kasih atas dukungan dalam pelaksanaan tugas yang diberikan sehingga akhir tahun anggaran dapat berjalan dengan lancar, sehingga kami di kantor pusat tidak perlu bekerja sampai pagi,&rdquo apresiasi Herry Purnomo. &ldquoKemudian kita harus siap dengan beberapa pekerjaan di awal tahun 2011 yaitu penyelesaian UP GU nihil, Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan karena kalau tidak ada maka bank garansi harus dieksekusi, rekonsiliasi untuk LKKL, dan siapkan arsip apabila ada sampling audit BPK,&rdquo  pesan beliau lagi.

Selesai kegiatan tatap muka tersebut, Dirjen Perbendaharaan mengajak seluruh pegawai untuk menikmati makan siang bersama dalam Aula KPPN Bogor.

KPPN Sukabumi: 20 Tanpa Kunjungan Dirjen Perbendaharaan
Perjalanan ke Sukabumi ternyata butuh pengorbanan waktu tersendiri. Perjalanan Bogor-Sukabumi sepanjang 51 km yang seharusnya dapat ditempuh dalam waktu dua jam ternyata terpaksa memakan waktu selama empat jam karena melalui beberapa titik kemacetan di Jl. Raya Sukabumi. Setibanya di gedung kantor yang sedang dalam proses finishing tersebut, Dirjen Perbendaharaan langsung meninjau ruangan front, middle dan back office. Ruangan kerja darurat di belakang gedung yang dipakai para pegawai untuk layanan dan kegiatan kerja sehari-haripun tak luput dari perhatian beliau. Setelah berbincang-bincang sejenak dengan para pegawai, beliau kemudian melakukan shalat Maghrib bersama.

Dalam arahannya Herry Purnomo mengucapkan rasa syukur yang mendalam atas kesempatan yang diberikan Sang Pencipta sehingga dapat mengunjungi KPPN Sukabumi. &ldquoSudah lama sekali saya ingin datang ke Sukabumi tapi baru kali ini bisa,&rdquo ujar beliau bersyukur. &ldquoSaya kira perjalanan ke sini (Sukabumi, red) hanya sekitar dua jam-an karena jaraknya terlihat dekat di peta, ternyata empat jam!&rdquo lanjutnya lagi disambut dengan gelak tawa oleh para pegawai yang ada.

Suasana dalam pengarahan tersebut terlihat sangat cair. Samasekali tidak terlihat bahwa KPPN tersebut pernah didatangi oleh IBI pada Oktober 2009 yang berakhir dengan hukuman disiplin akibat beberapa temuan gratifikasi. &ldquoSaya dapat merasakan adanya aura perubahan dalam kantor ini. Seperti yang saya harapkan, ada semangat untuk melupakan masa lalu dan berusaha untuk menatap masa depan yang lebih cerah,&rdquo puji Dirjen Perbendaharaan dihadapan 39 orang pegawai yang telah menandatangani pakta integritas untuk menyatakan komitmen mereka dalam melayani tanpa pungutan.

&ldquoSaya sangat berharap seluruh KPPN dan Kanwil dapat menjadi etalase kantor layanan yang standar tidak hanya dari sisi tampilan dan layout tetapi juga sumber daya manusianya,&rdquo terang Herry Purnomo setelah menjelaskan reaksi positif Menteri Keuangan, Agus D.W. Martowardoyo yang puas seusai mengunjungi KPPN dan Kanwil DJPBN di Jogyakarta, Denpasar dan Jayapura dalam kunjungan kerjanya.

Selain menyampaikan pesan Menteri Keuangan mengenai pentingnya menjaga perubahan yang sudah ada selama ini di Ditjen Perbendaharaan, Herry Purnomo menyatakan keinginannya yang belum sepenuhnya terpenuhi. &ldquoSaya ingin ada pribumi (pegawai asli daerah, red) yang dapat menjadi pejabat bahkan sampai tingkat eselon II. Saya bahkan ingin mendorong pegawai pribumi yang memiliki kompetensi untuk keluar dari daerahnya dan berusaha untuk mengejar karir untuk kemudian kembali untuk membangun daerahnya,&rdquo galau beliau melihat sedikitnya pegawai pribumi khususnya dari Indonesia bagian Timur yang memiliki karir sampai tingkat Eselon II di Ditjen Perbendaharaan.

Dihadapan para pegawai KPPN Sukabumi yang dikomandani Kartono sebagai Kepala Kantor, Dirjen Perbendaharaan juga meminta kesiapan untuk menghadapi implementasi SPAN yang akan dilakukan pada tahun 2012. &ldquoDengan menggunakan SPAN, setelah dikaji lebih dalam ternyata sebenarnya kita hanya perlu memiliki sekitar 7500 hingga 7700 pegawai dari sekitar 9500 pegawai yang kita miliki sekarang,&rdquo ungkap beliau. &ldquoKita semua harus siap menghadapi perubahan yang terus berjalan ini, selain pola kerja yang akan berubah, ke depan pegawai akan diukur kinerjanya secara perorangan,&rdquo tambah beliau lebih jauh mengulas kurang tepatnya pengukuran kinerja yang belum memandang perbedaan kuantitas pekerjaan seorang pegawai.

&ldquoPerubahan adalah kewajiban!&rdquo seru Dirjen Perbendaharaan kala menyatakan harapannya untuk mengoptimalkan fungsi KPPN sebagai ujung tombak pengelolaan keuangan negara. Menurut beliau, mulai tahun 2011, KPPN diharapkan dapat langsung melakukan monitoring dan evaluasi dalam hal realisasi Satuan Kerja (Satker). &ldquoMulai tahun ini (2011, red), KPPN harus tahu apa penyebab keterlambatan pencairan anggaran dari satker. Kemudian laporan dilakukan secara berjenjang ke kanwil hingga ke kantor pusat,&rdquo ujar beliau mantab.

Pada kesempatan tersebut, Kepala KPPN Sukabumi, Kartono didampingi seluruh pejabat eselon IV-nya, menyatakan rasa terima kasih beliau karena Dirjen Perbendaharaan telah menyempatkan diri untuk melihat keadaan para pegawai di KPPN Sukabumi sekaligus melaporkan kondisi pekerjaan terakhir dan beberapa permasalahan yang dihadapi unit kerjanya. Bahkan salah satu pegawai menyampaikan apresiasinya kepada Herry Purnomo sebagai Direktur Jenderal Perbendaharaan pertama yang mengunjungi KPPN Sukabumi selama 20 tahun usia pekerjaan pegawai tersebut.

Oleh: TWP &ndash Media Center Ditjen Perbendaharaan

 

Hak Cipta Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan RI
Manajemen Portal DJPb - Gedung Prijadi Praptosuhardo II Lt. 1
Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta Pusat 10710
Call Center: 14090
Tel: 021-386.5130 Fax: 021-384.6402

 

 

IKUTI KAMI

 

PENGADUAN

 

 

Search

Kantor Wilayah Provinsi, Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) 

(Daftar Kantor Vertikal DJPb Selengkapnya ..)