“Pelayanan Prima dari Little Hongkong”
Liputan Penilaian Kinerja Pelayanan Publik pada KPPN Luwuk Tahun 2010
Kota berair (bersih, aman, indah dan rapih), begitulah Luwuk disebut oleh para penduduknya. Dari kota yang eksotik ini, Ditjen Perbendaharaan telah hadir memberikan layanan terbaiknya melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Luwuk. Kantor yang digawangi oleh Fredrioka Kasmar, menjadi KPPN ke-9 yang dinilai oleh Tim Penilai Kinerja Pelayanan Publik KPPN Non Percontohan Tahun 2010.
Wajah sumringah terpancar dari para pegawai KPPN Luwuk ketika menyambut Tim Penilai, seolah tidak sabar menunggu acara penilaian yang akan dilaksanakan esok hari. Hal ini sangatlah wajar, karena bukanlah perkara mudah untuk menjadi 10 terbaik nominator Penilaian Kinerja Pelayanan Publik pada KPPN Non Percontohan Tahun 2010. Semua capaian ini adalah hasil kristalisasi keringat dan cipta para personil KPPN Luwuk.
Jum’at (22/10), Bertempat di ruang rapat KPPN Luwuk, acara penilaian kinerja berlangsung sekitar pukul 08.00 waktu setempat. Dengan bersemangat Fredrioka Kasmar menyajikan presentasi mengenai profil KPPN Luwuk selama sekitar 25 menit. Didampingi oleh beberapa stafnya, Fedrioka Kasmar seolah tidak memiliki kesulitan meladeni pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh Tim Penilai.
Saat Tim Penilai meng-crosscheck capaian prestasi yang diutarakan Fedrioka Kasmar kepada para Satker, Seluruh satker tanpa terkecuali memberikan respon yang positif mengenai citra pelayanan KPPN Luwuk. Kaur Umum Pengadilan Agama Luwuk mengatakan, “...Perbedaannya sungguh luar biasa, tadinya kita bisa masuk langsung berhubungan dengan petugas, sekarang terbatas ya, hanya petugas yang ditugaskan saja yang boleh berhubungan. Masalah kenyamanan, kami yang sebelumnya kepanasan sekarang tidak lagi, karena sudah ada AC-nya. Kemudian masalah pelayanan, kami merasa senang, karena sebelumnya kalo kita mengajukan SPM biasanya sampai berapa-berapa hari, sampai seminggu bias. Tapi sekarang Alhamdulillah satu jam selesai…”, ujarnya disambut riuh tepuk tangan para undangan.
SDM berjumlah 23 orang yang didominasi oleh para pegawai yang boleh dikatakan tidak lagi muda, diberdayakan secara maksimal guna menyuguhkan pelayanan prima bagi para stakeholders-nya. Pengembangan mutu SDM rupanya menjadi fokus utama di KPPN ini, hal ini tercermin dari adanya ruangan miniTLC (Treasury Learning Center-red) yang mungkin tidak banyak dijumpai pada KPPN Non Percontohan. Lebih hebatnya, ruangan ini tidak hanya dipersiapkan bagi SDM KPPN Luwuk, namun juga untuk mendidik para Satker yang memerlukan bimbingan.
Layout KPPN Luwuk telah mengadopsi konsep One Stop Service sebagaimana diamanatkan SOP KPPN Percontohan. Interior ruangan yang didesain sedemikian rupa memberikan bukti konkrit orientasi pada pelayanan publik. KPPN Luwuk melayani 65 satker dengan cakupan wilayah kerja meliputi 2 (dua) kabupaten, yaitu kabupaten Banggai dan kabupaten Banggai Kepulauan. Jumlah Pagu DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) sebesar Rp. 248.294.281.000,-, dan telah terserap sebanyak Rp. 97.476.957.000,- (40%) per Juni 2010. Untuk mendongkrak kinerja layanannya, KPPN Luwuk melengkapi layanannya dengan SMS center, selain itu KPPN ini tengah mencoba mengembangkan website-nya agar fitur dan content-nya lebih informatif dan menarik.
Perjalanan Tim Penilai
Perjalanan Tim Penilai yang dipimpin oleh Kabag Organisasi dan Tata Laksana, Didyk Choiroel, dan Kasubdit Transformasi Proses Bisnis Internal (Dit.TP), Saiful Islam, terbilang cukup ringan, sehingga tidak terlalu menguras tenaga. Hanya saja, delay beruntun pada pesawat yang akan ditumpangi rombongan tim membuat mereka harus menunggu lebih lama di terminal keberangkatan baik itu di Soetta (Soekarno-Hatta-red) maupun di Sultan Hasanuddin.
Di Makassar, rombongan tim disambut beberapa pejabat dan staf Kanwil DJPBN Provinsi Sulsel. Sekitar pukul 14.00 waktu setempat, rombongan tim terbang ke Luwuk, penerbangan ditempuh dalam waktu kurang lebih 55 menit di ketinggian 30.000 kaki. Terlihat dari jendela bentang alam Sulawesi yang menawan, gugusan pulau-pulau kecil nan elok menghiasi birunya teluk Tomini.
Tak berapa lama terbang, pilot mendaratkan pesawat dengan mulus di Bandara Syukuran Aminuddin Amir, Desa Bubung. Cuaca khas bumi “Momposangu Tanga Mombulakon Tano” (Mempersatukan Pendapat Membangun Daerah) langsung menyapa saat rombongan tim keluar dari pesawat. “Selamat datang di kota Luwuk”, sapa salah seorang pegawai KPPN Luwuk yang menunggu di bawah tangga pesawat.
Tiga buah mobil membawa rombongan tim menuju KPPN Luwuk yang berjarak kurang lebih 13 km dari bandara. Setelah beramah-tamah dengan para pegawai KPPN Luwuk, rombongan tim diantar ke Hotel untuk beristirahat. Malam harinya, tuan rumah mengajak rombongan tim melihat-lihat keindahan kota Luwuk dari atas Bukit Inspirasi. Ditemani mantapnya wedang Saraba, perbincangan berlangsung hangat dan penuh dengan kekeluargaan.
Sungguh cantik lanskap kota pelabuhan ini di malam hari. Hamparan cahaya membuai mata, sinar-sinar dari lampu kapal memantul di jernihnya air laut, tak heran bila kota ini mendapat julukan baru dari para pendatang yang tersihir oleh pesonanya, “little Hongkong”.
Oleh : Reno Samudra – Media Center Ditjen Perbendaharaan