“Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka” ujar Bung Karno dalam pidatonya pada saat peringatan hari ulang tahun Proklamasi ke-22 tahun 1966. Kalimat yang terucap dari Presiden pertama Republik Indonesia tersebut merupakan motivasi yang sangat bermakna bagi bangsa Indonesia untuk terus berani memperjuangkan mimpi-mimpinya, visinya, maupun segala yang dicita-citakannya. Pernyataan Bung Karno tersebut mengandung dua konsep penting untuk diwariskan kepada generasi penerus dalam membangun bangsa dan negara Indonesia ke depannya.
Pertama ialah konsep kemandirian. Indonesia sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat tidak lagi bergantung kepada negara lain. Pada awal kemerdekaan, founding fathers negara kita telah sadar betul dengan potensi Indonesia sebagai negara yang dianugerahi dengan alam yang luar biasa kaya dan merupakan modal penting yang harus dijaga bersama serta dimanfaatkan untuk sebesar-besar kemakmuran, kesejahteraan, serta kemandirian bangsa Indonesia.
Konsep yang kedua adalah tentang percaya diri dan optimisme. Para Founding Father negara kita seperti menyuarakan pesan secara lintas generasi yaitu sebagai generasi penerus bangsa. Kita harus memiliki rasa percaya diri dan optimisme dalam menetapkan visi dan tujuan bangsa dan negara ke depan. Visi adalah mimpi, harapan yang jauh ke masa depan. Bukankah para Founding Fathers bangsa kita mendirikan Indonesia juga dengan sebuah mimpi serta harapan besar sebagaimana yang dituangkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Maka, dalam rangka menyongsong hari jadi Kemerdekaan Indonesia yang ke-100 di tahun 2045 nanti, Pemerintahan Indonesia di bawah Presiden Joko Widodo telah menetapkan visi Negara Kesatuan Republik Indonesia 2045 dengan 4 pilar yaitu (1) Pembangunan Manusia serta Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, (2) Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan, (3) Pemerataan Pembangunan, serta (4) Pemantapan Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Kepemerintahan.
Penyusunan visi Indonesia Emas 2045 diawali dengan identifikasi hasil pembangunan yang telah dicapai selama lebih dari 70 tahun Indonesia Merdeka, termasuk aspek-aspek yang masih perlu diperbaiki dan diperkuat di masa mendatang. Di samping itu, juga dilakukan pemetaan terhadap lingkungan global yang akan terjadi hingga tahun 2045 dengan dinamika yang sangat cepat dan penuh dengan volatilitas (volatility), ketidakpastian (uncertainty), kompleksitas (complexity), ambiguitas (ambiguity) atau VUCA antara lainnya yaitu isu demografi global, meningkatnya persaingan antar kawasan dalam mendapatkan sumber daya alam, disrupsi teknologi dan informasi dengan semakin berkembangnya kecerdasan buatan (artificial intelligence), perubahan iklim, dan isu geopolitik, serta ancaman pandemi global seperti Covid-19.
Wajah Sumber Daya Manusia Indonesia 2045
Di dalam buku Background Study Visi Indonesia 2045 yang disusun oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, hingga tahun 2045 nanti pertumbuhan penduduk dunia akan terus meningkat dengan pertambahan sekitar 0,84% per tahun dengan jumlah penduduk terbesar masih berasal dari kawasan Asia yakni sekitar 5,2 miliar jiwa atau sekitar 55,2 persen dari total penduduk dunia. Adapun Indonesia sendiri diproyeksikan di tahun 2045 nanti jumlah penduduknya akan mencapai 319 juta jiwa. Persatuan Bangsa Bangsa (United Nation) telah memproyeksikan populasi dunia hingga tahun 2100 sebagai berikut
Jumlah Penduduk Dunia
Tahun 2015, 2030, 2045, 2050, 2100 (dalam juta jiwa)
|
2015 |
2030 |
2045 |
2050 |
2100 |
Dunia |
7.349 |
8.501 |
9.454 |
9.725 |
11.213 |
Afrika |
1.186 |
1.679 |
2. 268 |
2.478 |
4.387 |
Asia |
4.393 |
4.923 |
5.218 |
5.267 |
4.889 |
Eropa |
738 |
734 |
714 |
707 |
646 |
Amerika latin & Karibia |
634 |
721 |
774 |
784 |
721 |
Amerika Utara |
358 |
396 |
425 |
483 |
500 |
Oceania |
39 |
47 |
54 |
57 |
71 |
Sumber: UN, World Population Prospect, the 2015 revision
Pada tahun 2045 nanti, kondisi SDM Indonesia akan meningkat dari sisi produktifitasnya. Angka partisipasi kasar (gross enrollment ratio) Perguruan Tinggi SDM di Indonesia akan mencapai 60%. Hal ini menggambarkan bahwa fasilitas, kapasitas, aksesibilitas, serta keterlibatan masyarakat Indonesia terhadap pendidikan semakin baik, dalam hal ini yaitu pada jenjang perguruan tinggi. Tidak hanya jenjang S1, S2, maupun S3, namun penguatan pendidikan vokasi akan mendapatkan perhatian lebih oleh Pemerintah sebagai implementasi orientasi demand-driven dalam rangka merespon dan memenuhi angkatan kerja di berbagai sektor industri maupun jasa dan pasar kerja global yang akan semakin kompetitif.
Di tahun 2045 nanti angka angkatan kerja lulusan Pendidikan SMA sederajat dan Perguruan Tinggi akan mencapai 90%. Tingkat pengangguran alamiah (natural unemployment) akan terjaga pada tingkat 3 hingga 4 persen. Sebagaimana kita ketahui bahwa tingkat pengangguran alami adalah tingkat pengangguran minimum yang pasti terjadi dalam kondisi perekonomian yang berjalan baik dan sehat, dengan asumsi dasar tidak akan pernah terjadi tingkat pengangguran nol dalam sebuah perkonomian. Tingkat pengangguran alami dapat terjadi karena perpindahan atau pergerakan tenaga kerja dari satu bidang ke bidang lain, dari satu perusahaan ke perusahaan yang lain, baik secara sukarela ataupun tidak. Pengangguran alami termasuk di dalamnya adalah persiapan dan atau peralihan dari pencari kerja yang baru saja menyelesaikan pendidikannya (fresh graduate) untuk bersiap memperoleh pekerjaan.
Dari sisi kesehatan menuju tahun 2045 nanti, indikator-indikator pembangunan sumber daya manusia Indonesia terkait kesehatan diproyeksikan mengalami perbaikan, seperti usia harapan hidup yang semakin tinggi yaitu mencapai 75,5 tahun. Perlu diketahui, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik bahwa usia harapan hidup Indonesia tahun 2018 hingga 2020 secara berurutan yaitu 71,20 tahun, 71,34 tahun, dan 71,47 tahun.
Sejalan dengan hal itu, angka tingkat kematian, kesakitan, dan kecacatan yang diakibatkan oleh penyakit di Indonesia pada tahun 2045 menjadi semakin rendah. Angka kekurangan gizi pada balita juga semakin berkurang terutama didukung dengan tingkat kesejahteraan keluarga yang semakin baik, juga kesadaran perilaku pola hidup sehat masyarakat yang semakin baik serta akses layanan kesehatan yang semakin luas dan bermutu.
Indikator-indikator kualitas kesehatan manusia Indonesia merupakan salah satu aspek yang penting dalam penyusunan peta jalan (road map) menuju Indonesia Emas 2045 karena tujuan utama dari pembangunan adalah untuk menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi masyarakat untuk menikmati umur panjang, hidup sehat, dan menjalankan kehidupan yang produktif.
Oleh karena itu, ada 3 dimensi penting pada pembangunan manusia yaitu pendidikan, kesehatan, dan standar hidup layak atau kesejahteraan. Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) akan memainkan peran yang sangat strategis dalam mengawal Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) khususnya mengenai 3 dimensi tersebut dalam rangka mendukung road map menuju Indonesia Emas 2045. DJPb tentu saja akan turut menjaga serta mengawal APBN dari sisi akuntabilitas pelaksanaannya dengan berbagai akselerasi modernisasi sistem dan teknologi perbendaharaan yang adaptif dengan kemajuan teknologi informasi.
Di samping modernisasi sistem dan teknologi perbendaharaan, peran DJPb sebagai Regional Chief Economist juga akan semakin tajam di masa-masa yang akan datang dengan menghasilkan berbagai kajian dan riset-riset bertemakan ekonomi. Melalui fungsi sebagai Regional Chief Economist, DJPb dapat memberikan berbagai rekomendasi yang tepat mengenai perekonomian di suatu daerah sehingga dapat digunakan bagi seluruh stakeholder.
Dengan visi Indonesia Emas 2045 yang memuat peta jalan dasar (main road map) dalam rangka menuju 100 tahun Indonesia merdeka, maka muncul pertanyaan apakah jalan menuju tercapainya visi Indonesia Emas 2045 akan mudah? Tentu saja tidak mudah. Tanggung jawab kita semua seluruh elemen bangsa Indonesia untuk bersama bahu-membahu mewujudkan cita-cita 100 tahun Indonesia Merdeka.
Dinamika global yang penuh dengan VUCA merupakan tantangan yang akan dihadapi oleh seluruh bangsa dan negara di dunia termasuk Indonesia. Sebagai generasi penerus bangsa, kita harus merespon visi Indonesia Emas 2045 dengan tidak ada kata selain optimis, kerja keras, kerja sama, dan pantang menyerah sebagai harga yang layak untuk mengantarkan kita ke tujuan Indonesia Emas 2045. Seperti pepatah bijak “Gantunglah cita-cita setinggi langit, jika engkau terjatuh maka akan terjatuh diantara bintang-bintang”.
Selamat berjuang! Sampai berjumpa di Indonesia Emas tahun 2045.
Daftar Pustaka :
- Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas (2019). Background Study Visi Indonesia Emas 2045. Jakarta
- Badan Pusat Statistik (2021). Indeks Pembangunan Manusia 2020. BPS. Jakarta.
oleh: Teguh Pribadi, Kepala Seksi pada KPPN Batam
Disclaimer: “Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mewakili pandangan instansi/organisasi manapun.