O P I N I

Disclaimer: “Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mewakili pandangan instansi/organisasi manapun.

Dampak Positif PON XXI, Ekonomi Aceh Terdongkrak

Oleh: Mahpud Sujai, Kepala Bidang PPA II Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Aceh

 

Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI yang berlangsung pada bulan September lalu telah berjalan secara sukses dan lancar. Kesuksesan penyelenggaraan PON XXI yang berlangsung di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara tersebut tidak hanya di sisi prestasi dan penyelenggaraan, tetapi juga dampak turunan yang ditimbulkan olehnya.

PON XXI melibatkan lebih dari 12.919 atlet yang berasal dari 38 provinsi di seluruh Indonesia. Dari jumlah atlet peserta PON tersebut, 6.294 atlet bertanding di wilayah Aceh dan 6.625 atlet bertanding di wilayah Sumatera Utara. Jika dihitung dengan official dan pendukung serta simpatisan, jumlah masyarakat yang berkunjung ke Aceh diperkirakan mencapai hingga 20 ribu orang selama berlangsungnya PON.

Kondisi tersebut mendongkrak pertumbuhan ekonomi Aceh ke level tertinggi selama dua tahun terakhir. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh telah merilis data terkait pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang menyatakan bahwa ekonomi Aceh pada triwulan ketiga tahun 2024 tumbuh 5,17 persen year-on-year, dipicu oleh penyelenggaraan PON XXI pada bulan September lalu. Laju pertumbuhan ekonomi Aceh ini lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi rata-rata nasional yang berada pada posisi 4,95 persen. Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi tertinggi Aceh dicapai pada triwulan keempat tahun 2022 yang tumbuh sebesar 5,60 persen.

Pertumbuhan ekonomi Aceh tersebut meningkat pesat dari triwulan II tahun 2024 yang hanya tumbuh 4,54 persen dan triwulan I yang tumbuh 4,82 persen. Laju pertumbuhan ekonomi Aceh yang sangat signifikan tersebut didorong oleh peningkatan yang sangat besar pada sektor pengeluaran konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) yang tumbuh tinggi sebesar 18,96 persen, diikuti oleh sektor ekspor barang dan jasa yang tumbuh 7,46 persen dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang tumbuh sebesar 6,32 persen.

Berdasarkan data tersebut terlihat nyata bahwa penyelenggaraan PON yang cukup semarak dan sukses berhasil mendongkrak ekonomi Aceh terutama di sektor konsumsi. Jumlah pengunjung PON yang sangat besar, ditambah dengan geliat UMKM dan jasa-jasa lain seperti akomodasi dan perhotelan, transportasi, hingga pertanian dan perdagangan menyebabkan ekonomi Aceh bergerak lebih cepat dibandingkan dengan triwulan-triwulan sebelumnya.

Jika dilihat dari sektor produksi menurut lapangan usaha, PDRB Aceh masih didominasi oleh sektor pertanian dengan kontribusi sebesar 29,74 persen, diikuti oleh sektor perdagangan yang berkontribusi sebesar 14,94 persen, sektor konstruksi sebesar 9,07 persen, dan administrasi pemerintah sebesar 9,04 persen terhadap ekonomi Aceh. Data kontribusi berbagai sektor tersebut menunjukan bahwa ekonomi Aceh masih didominasi oleh sektor pertanian, perkebunan dan perikanan.

Sektor primer seperti pertanian merupakan sektor yang dikenal kurang memberikan nilai tambah besar terhadap perekonomian, sehingga perlu transformasi ekonomi dari sektor pertanian ke sektor lain seperti industri. Selain itu, peningkatan nilai tambah pertanian ke sektor lain terutama industri dapat menciptakan lapangan kerja baru yang cukup tinggi.   

Sebelumnya, Kajian Fiskal Regional (KFR) Provinsi Aceh Triwulan II menyatakan bahwa transformasi ekonomi Aceh dari sektor pertanian ke sektor industri yang berbasis pertanian dan sumber daya alam lain sangat penting untuk dilakukan agar ekonomi Aceh lebih maju dan berkembang serta menciptakan lapangan kerja yang cukup signifikan. Hal ini dapat meningkatkan daya dorong ekonomi Aceh dan kesejahteraan masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi Aceh yang cukup signifikan tersebut juga merupakan pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua di regional Sumatera setelah Sumatera Utara yang tumbuh sebesar 5,2 persen. Kemudian diikuti oleh Sumatera Selatan yang tumbuh 5,04 persen dan Kepulauan Riau yang tumbuh 5,02 persen. Ekonomi Aceh tersebut memberikan kontribusi sebesar 4,91 persen terhadap ekonomi regional pulau Sumatera. Kondisi ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang memberikan kontribusi sebesar 4,89 persen dari ekonomi regional Sumatera.

Berdasarkan data tersebut terlihat dengan jelas bahwa penyelenggaraan PON XXI di Aceh dan Sumatera Utara berdampak signifikan dalam memberikan kontribusi terhadap perekonomian di kedua provinsi tersebut. Berdasarkan data dari BPS, peningkatan jumlah pengunjung di Aceh menyebabkan meningkatnya perputaran uang selama pelaksanaan PON. Konsumsi yang dilakukan oleh para atlet, official, hingga pendukung para atlet tersebut meningkatkan kontribusi pertumbuhan ekonomi Aceh terutama di sektor konsumsi.

Dampak lain yang sangat positif terlihat dari peningkatan penjualan produk-produk UMKM yang cukup tinggi selama pelaksanaan PON. Hal ini selain meningkatkan pendapatan pelaku UMKM, juga menjadi ajang promosi bagi produk UMKM untuk lebih dikenal serta meningkatkan pemasaran dan penjualannya ke seluruh wilayah Indonesia, bahkan hingga ekspor. 

Penyelenggaran PON XXI Aceh diharapkan menjadi momentum kebangkitan ekonomi Aceh agar lebih berdaya saing dan meningkat di percaturan ekonomi nasional. Diharapkan, produk-produk unggulan Aceh seperti kopi, hasil olahan ikan, hingga kerajinan tangan dapat lebih dikenal dan diterima di seluruh wilayah Indonesia.

 

 

Disc: Tulisan ini adalah opini pribadi dan tidak mencerminkan pandangan organisasi

 

Hak Cipta Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan RI
Manajemen Portal DJPb - Gedung Prijadi Praptosuhardjo II Lt. 1
Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta Pusat 10710
Call Center: 14090
Tel: 021-386.5130 Fax: 021-384.6402

   

 

IKUTI KAMI

 

PENGADUAN

 

Search

Kantor Wilayah Provinsi, Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) 

(Daftar Kantor Vertikal DJPb Selengkapnya ..)