Dalam beberapa kesempatan Direktur Jenderal Perbendaharaan berharap bahwa beberapa Kanwil Ditjen Perbendaharaan dapat menjadi etalase perbendaharaan Indonesia, sehingga dapat menjadi model yang mengakomodir seluruh Kanwil dan KPPN di Indonesia.
Salah satu Kanwil tersebut adalah Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bali, mengingat letak strategis Bali yang tidak bisa lepas dari pesona wisata bagi para delegasi luar negeri. Sehingga kelak, para delegasi dari luar negeri yang datang untuk melakukan studi banding dapat melihat “etalase” Ditjen Perbendaharaan seluruh Indonesia melalui Kanwil dan KPPN di lingkup Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bali. Seperti halnya delegasi The Federal Treasury of Rusia yang berkunjung ke Bali beberapa waktu lalu. Tentu saja harapan tersebut menjadi ‘pekerjaan rumah’ khusus bagi segenap Pegawai di lingkup Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bali.
Terkait hal tersebut, Novri H.S. Tanjung dari perbendaharaan.go.id melakukan wawancara dengan Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bali, Ni Luh Putu Kumalawati. Berikut petikan hasil wawancara tersebut.
Apa tanggapan Ibu atas pengarahan Dirjen Perbendaharaan yang menyatakan bahwa Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bali akan menjadi “etalase” Ditjen Perbendaharaan di Indonesia?
Saya siap dan sangat senang melaksanakan tugas yang dipercayakan dan diharapkan pimpinan Ditjen Perbendaharaan (Herry Purnomo, red).
Apakah Ibu dan rekan-rekan cukup ”terbebani” dengan harapan dari pimpinan tersebut?
Merupakan tantangan yang sangat positif namun kami tidak merasa terbebani sama sekali. Hal ini mengingat teman-teman di Bali sudah terbiasa melihat kedatangan banyak tamu baik yang berkunjung ke Bali atau bahkan ke kantor kita. Sepertinya hampir setiap minggu kami kedatangan tamu, baik dari kantor pusat termasuk eselon I lainnya dari Kementerian Keuangan, maupun instansi diluar Kementerian Keuangan, serta Dharma Wanita.
Sejauh mana kesiapan Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bali dalam menyandang status ‘etalase perbendaharaan Indonesia’?
Sejak saya mendapat kepercayaan menjadi Kakanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bali, saya telah melakukan perubahan seperti inisiatif pembentukan layanan unggulan (dimulai sejak bulan Desember 2009, meskipun pada saat itu belum menjadi instruksi dari Bapak Dirjen) dengan memberikan layanan kepada publik sebaik-baiknya dengan cepat, ramah, ikhlas, transparan, tanpa pamrih.
Kami juga melaksanakan pelatihan termasuk GKM dan pelatihan Service Exellence dengan Bank Mandiri, agar semua pegawai turut terlibat dan bertanggungjawab untuk memberikan layanan yang terbaik. Membentuk Tim Protokol dengan memberikan pelatihan serta tanggung jawab yang harus dilaksanakan sebagai penerima tamu.
Selain itu,kami berusaha meningkatkan kebersamaan melalui kegiatan olah raga dan kegiatan kesenian, termasuk untuk kegiatan kesenian daerah yaitu mengenalkan lagu-lagu daerah, juga pelatihan menabuh gamelan. Perlu diketahui bahwa sekarang ini kami sudah mempunyai Group Gamelan pria dan wanita.
Secara konseptual, apa yang akan dilakukan Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bali dalam mewujudkan hal dimaksud?
Secara konseptual, saya ingin mewujudkan kantor yang modern dengan kualitas internasional dengan memberikan layanan publik yang sempurna disertai keramahtamahan para pegawai yang merupakan ciri khas Pulau Dewata.
Apa kendala yang dihadapi Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bali dalam merealisasikan ‘etalase Ditjen Perbendaharaan Indonesia’?
Kanwil Propinsi Bali merupakan Kanwil Type A2 yang membawa dampak para pejabat yang diangkat sebagian besar merupakan pejabat yang promosi dari eselon dibawahnya. Titik berat perhatian mereka lebih kepada pelaksanaan tupoksi sehingga perhatian akan tugas-tugas yang berkenaan dengan hal-hal keprotokolan menjadi terbatas.
Dalam hal penerimaan delegasi luar negeri, kami memiliki keterbatasan SDM yang menguasai bahasa Inggris, sehingga akan menyulitkan proses komunikasi.
Sedangkan secara sarana dan prasarana, sebagian besar peralatan kantor sudah ketinggalan zaman yang merupakan pengadaan tahun 1980-an, seperti meja, kursi, lemari, termasuk kendaraan operasional untuk tamu kurang memadai.
Dan yang tidak kalah penting, biaya penerima tamu yang kurang memadai, mengingat frekuensi tamu yang sangat tinggi.
Apa harapan Ibu kedepan, atas rencana membentuk Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bali sebagai “etalase” Ditjen Perbendaharaan Indonesia?
Kami berharap, penempatan pejabat disamping mempunyai kapasitas yang baik juga ramah dan dapat bebahasa asing. Kemudian, terdapat penyelenggaraan pelatihan bahasa Inggris di Denpasar, sehingga para pegawai dapat memperdalam Bahasa Inggris tanpa meninggalkan jam kantor. Juga, pembaharuan peralatan kantor dan pengadaan kendaraan operasional yang memadai.
Oleh : Novri H.S Tanjung – Media Center Ditjen Perbendaharaan