Pada tanggal 10 Agustus 2021 kemarin, kita sebagai Ummat Islam memperingati Tahun Baru Islam 1 Muharram 1443 Hijriah. Kami, Keluarga Besar Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan mengadakan Pengajian sebagai penghormatan serta rasa syukur dapat berjumpa dengan tahun yang baru. Acara dilaksanakan menggunakan media Zoom secara daring oleh seluruh pegawai Kanwil DJPb Prov. Kalsel dengan tetap menerapkan protokol kesehatan untuk tidak membuat kerumunan.
Acara dibuka oleh Srudono, Kepala Seksi Kepatuhan Internal dengan pembacaan Al-fatihah yang dibacakan oleh masing-masing pegawai didalam hati. Setelah itu masuk kedalam sambutan dari Kepala Bagian Umum, Amra untuk memberikan sepatah dua patah kata terkait esensi dari Peringatan Tahun Baru Islam. Bahwa makna dari 1 Muharram merupakan pengingat peristiwa penting NABI MUHAMMAD SAW hijrah dari Mekkah ke Madinah untuk menyebarkan Islam. Peringatan 1 Muharram juga berarti memberikan kita contoh semangat perjuangan yang tak pernah lelah dari NABI MUHAMMAD SAW dan Para Sahabat serta tak pernah pesimis untuk menyebarkan Islam. Selain itu, dengan hadirnya tahun yang baru maka kita seharusnya dapat instropeksi diri atau muhasabah diri sendiri dan lebih mempersiapan diri untuk menjalani hari-hari dengan baik dari awal tahun hingga akhir tahun.
Acara pengajian ini diisi oleh Ustadz H. Rofi’i Baderi Lc selaku penceramah.
Hijrah dengan Hijriah apakah beda?
Hijrah adalah menghindari sesuatu yg dilarang oleh ALLAH.
Hijriah: perhitungan bulan dari Muharram sampai Dzulhijah.
Sebelum itu mari kita telusuri bagaimana latar belakang perhitungan bulan-bulan hijriah.
Ide penanggalan Hijriah berawal ketika Umar didatangi Maimun bin Mahran yang menyodorkan sebuah dokumen berisi kesepakatan dua orang yang berlaku pada bulan Sya’ban. Umar bertanya, “Sya’ban kapan? Tahun kemarin, tahun yang akan datang, atau tahun ini?”
Ketidakjelasan tahun tersebut membuat Umar kemudian mengumpulkan sahabat-sahabatnya untuk meminta pendapat mereka mengenai penanggalan yang bisa dijadikan standar untuk bermuamalah.
Ada yang mengusulkan untuk mengikuti penanggalan Persia dan Romawi, ada juga yang mengusulkan mengikuti penanggalan berdasarkan kelahiran Rasulullah, ada yang berdasarkan diutusnya beliau sebagai nabi, ada juga yang mengusulkan berdasarkan wafat beliau.
Ali bin Abi Thalib dan beberapa anggota sidang mengusulkan bahwa kalender dalam Islam didasarkan pada penanggalan hijrah Rasulullah dari Mekkah ke Madinah karena semua orang mengetahui peristiwa tersebut. Dari beberapa usulan yang ada, Umar cenderung memilih usulan terakhir karena semua orang mengetahui secara pasti kapan waktu pelaksaaan hijrah. Di samping itu, hijrah merupakaan peristiwa perubahan besar dalam sejarah dakwah Islam.
Umar akhirnya memutuskan penggunaan penanggalan berdasarkan hijrah Rasulullah sebagai awal, yaitu bulan Muharram yang merupakan permulaan tahun berdasarkan putaran bulan, agar tidak merombak urutan bulan yang sudah baku. Keputusan itu diberlakukan pada tahun 16 Hijriah, dua setengah tahun setelah pengangkatan Umar sebagai khalifah atau kira-kira tujuh tahun setelah Rasulullah wafat
Hijrahnya Rasulullah merupakan kejadian luar biasa yang merupakan sebuah skenario dari Allah SWT dengan memerintahkan Rosulnya untuk melakukan hal tersebut.
Hijrah yang dilakukan oleh rosul 2 kali terjadi:
- Sahabat ke Etiopia: Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya mendapat tantang dari Kaum Quraisy, pada saat itu Islam belum ada kekuatan. Dan mendengar ada Raja yang sangat adil dan bijaksana di Etiopia. Akhirnya Rosulullah menyuruh para sahabat mengungsi kesana. Hingga mendapatkan bantuan kekuatan. Hijrah ini disarankan Rosul untuk menghindari penindasan dari kaum Quraisy di Mekkah dengan hijrah ke Ethiopia (Habasyah pada waktu itu), yang dipimpin oleh seorang Raja Kristiani, Najasyi. Muhammad SAW sendiri tidak ikut dalam hijrah tersebut. Perpindahan baru yang dihadapi berkembang menjadi pertentangan dan penganiayaan. Ketika Muhammad SAW dan para pengikutnya menerima undangan dari orang-orang Yatsrib (Madinah), mereka memutuskan untuk meninggalkan Mekkah.
Hijrah terjadi untuk menyiapkan tempat yang lebih kondusif untuk menebarkan islam
- Rosul dan Para Sahabat ke Madinah (yatsrib): Baitul aqabah.
Rosulullah merupakan orang yang terakhir hijrah ke Madinah bersama Abu Bakar sahabatnya. Didahului dengan para sahabatnya yang hijrah. Karena kaum quraisy selalu mengintai Rosul.
Hijrah berarti perjuangan, mempertahannkan keimanan, melawan hawa nafsu baik secara maknawi atau secara fisik. Salah satu contoh, yaitu sahabat Nabi yang bernama Suaib bin Sinan yang merupakan pendatang di kota Mekka mempunyai usaha. Usahanya sukses di Mekkah. Suaib bin Sinan merupakan orang yang beriman kepada Rosul. Ketika Rosul hijrah, ia ingin ikut. Tapi kaum Quraisy menghalangi. Quraisy berpendapat bahwa Suaib bin Sinan adalah pendatang dan miskin, beliau sekarang kaya-raya berkat di Mekkah bagaiman bisa kamu hijrah?
Suaib berkata,Wahai Quraisy jika semua harta saya berikan kepada kalian, apakah kalian akan membiarkan saya untuk hijrah?. Dan pihak quraisy menerima negoisasi. Akhirnya disetujui. Berita tersebut terdengar oleh Rosul. Dan Rosul mendoakan Suaib bin Sinan mudah-mudahan ALLAH mengganti apa yang ditinggalkan dengan keberuntungan –keberuntungan.
Hijrah asasnya karena mengikuti ALLAH tanpa melihat duniawi.
Inna ma 'amalu binniat. Dan sesuangguhnya Allah akan membalas sesuai dengan niatnya.
Contoh lain, ada seorang lak-laki yang hijrah pada saat itu karena seorang perempuan. Maka dia akan mendapatkan apa yang dia niatkan. Namun jika hijrah tersebut karena ALLAH maka akan mendapatakan keridhoan ALLAH.
Al-anshor (Madinah) menyambut kaum Muhajirin (Mekkah) yang hijrah dari Mekkah ke Madinah. Mereka lebih mengutamakan kaum muhajirin walaupun mereka lebih membutuhkan. Dari sini kita dapat belajar bagaiamna kaum Anshor menjalin tali persaudaraan. Di Madinah, Rosul menyusun kekuatan untuk kembali ke Mekkah. Singkat cerita Rosullah setelah itu dapat menaklukan kota Mekkah. Dan Rosul berkata tidak ada lagi perpindahan setelah penaklukan kota Mekkah. Dan yang ada hanyalah hijrah secara niat, dan memelihara atau menjaga niat baik karena ALLAH, dan meninggalkan sesuatu yang dialarang-NYA.
Hijrah kita sekarang dizaman ini:
- Memperbaiki diri : sisi keimanan, memperkokoh keimanan, meneguhkan keimanan. Degan mengkaji makna LAILAHAILAH.
Memperbanyak ibadah. Terutama yang diwajibkan kepada ALLAH.
Memperbanyak dan menambah ibadah amalan Sunnah.
Memperkokoh rohani atau akhlak, karena kekuata seseorang ada pada kekuatan rohaniah, Memperbanyak zikir dan mendekatkan diri kepada ALLAH.
- Memperbaiki keluarga: Arah hidup harus diperbaiki atau perbaharui terlebih dahulu dengan mengacu semua keridhoan dan meminta syafaat dari ALLAH SWT
- Memperbaiki hubungan sosial dalam masyarakat kita. Dengan menjalin silahturahmi antar soudara, maupun membangun atau mencipatakan masyarakat yang peduli satu sama lain.
Session tanya jawab
- Yoyok Yulianto : Mengapa hijrah yang dilakukan oleh Nabi tidak melewati jalur utama dari Mekkah ke Madinah? Rosul memutar dan perjalan lebih sulit, padahal rosul selalu dilindungi oleh ALLAH. Kenapa rosul melewati jalan memutar? Dan apa pesan dari situasi saat itu?
Jawab:
Adalah benar bahwa Rosul dijaga ALLAH, dan tidak ada yang bisa menyakiti.
Yang dilindungi hanya Rosul dan para sahabat tidak dilindungi. Perjalanan rosul saat itu kearah selatan putar balik terlebih dahulu.
- Untuk mengecoh persepsi musuh atau kaum quraisy.
- Hijrah merupakan sebuah pertempuran dan perperangan kaum quraisy dengan tipu daya.
Mulai dari keluar rumah kaum quraisy sudah mengepung Rumah Rosul. Ketika rosul keluar melewati kaum quraisy dan Ali menggantian rosul untuk tidur diranjang. Ketika rosul keluar ALLAH membuat kaum quraisy terlelap. Ketika itu kaum quraisy mendobrak dan yang terlihat ali. Rosul dikejar melewati padang pasir dan bersembunyi di Gua Hiro. Sampai pada saat itu ada sarang laba-laba yang melindungi rosul dan abu bakar didalam gua. Abu bakar takut, rosul bersabda lathazan innalaha maana artinya Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.
Yang dilindungi ALLAH adalah rosul, maka rosul membuat strategi untuk menyelamatkan para sahabatnya.
Asparajidi: hijrah kekinian. Apakah orang yang berpindah ke ibu kota untuk mengadu nasib dapat dikatakan hijrah?
Secara maknawi itu tidak dikatakan hijrah dari yang dikatakan hadist rosul. Kecuali tempat yg dulu merupakan kampung preman dan berpindah ke daerah yang lebih baik . Hal tersebut dapat dinamakan hijrah karena meninggalkan lingkungan buruk.
Akhir dari acara tersebut adalah dengan Pembacaan Doa yang dipimpin oleh Ustadz H. Rofi’i Baderi, Lc.