- Nasional
- Dilihat: 3250
Bangunkan Angka, Gugah Fakta
Liputan Workshop Metodologi Riset Terapan-Bidang Pengelolaan SDM
Bogor, perbendaharaan.go.id - Bagian Administrasi Kepegawaian menyelenggarakan Workshop Metodologi Riset Terapan (Bidang Pengelola SDM) pada tanggal 10 s.d. 15 Februari 2014, di Bogor. Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama Ditjen Perbendaharaan dengan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB dan menjadi bagian dari program employee engagement tahun 2014.
Peserta workshop tersebut merupakan pejabat/pegawai pengelola SDM atau pejabat/pegawai lain yang ditunjuk Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan, dengan kriteria memiliki kemampuan berfikir kritis dan analitis serta dipandang mampu menyelesaikan kajian/penelitian pengelolaan SDM yang akan disusun pasca workshop. Jajaran narasumber yang digawangi oleh Prof. Noer Azam Achsani memberikan materi secara komprehensif sesuai kaidah metodologi penelitian, dimulai dari perumusan masalah, desain sampling, desain instrumen/kuisioner, pengolahan dan analisis data survei yang lebih tajam dan dapat diterapkan, seperti analisis deksriptif, Importance Performance Analysis (IPA), korelasi, regresi, biplot dan korespondensi.
Penyajian materi didominasi oleh penelitian kuantitatif dengan lebih melibatkan partisipasi aktif perserta (hands-on) melalui diskusi dan praktik pengolahan/analisis data. Selain itu, pada workshop tersebut juga diberikan materi mengenai penelitian kualitatif sebagai varian yang dapat dijadikan alternatif dan dapat dikombinasikan dengan penelitian kuantitatif.
Sebagai bentuk menjalin keintiman antara pengelola SDM instansi pusat dan vertikal, disela workshop disisipkan perbincangan mengenai problematika dan tantangan pengelolaan SDM Ditjen Perbendaharaan ke depan yang disajikan dalam format talkshow dengan menghadirkan Yanti Munthe (Konsultan SDM dari PT. ARA Indonesia), Sumedi dan Tanti (Peneliti FEM-IPB) serta Muhammad Arif yang mewakili Kepala Bagian Administrasi Kepegawaian. Pada talkshow tersebut dikupas hasil survei employee engagement dan rencana aksi (rumusan kebijakan) sebagai bentuk tindak lanjut rekomendasi hasil survei (infographic dan rilis hasil survei terlampir). Perhatian khusus patut diberikan kepada pegawai crash and burners (kinerja sedang-tinggi, namun kepuasan rendah) yang setipe atau berada di kuadran 7 dan 9 (kompetensi-kinerja tinggi). Pegawai di level almost engaged diibaratkan sebagai swing voters yang rentan berubah tingkat engagement dan loyalitasnya, jika tidak terdapat perbaikan kebijakan konkrit yang mereka rasakan.
Workshop ini digelar guna mendukung cetak biru pengelolaan SDM Ditjen Perbendaharaan jangka menengah yang telah dituangkan dalam sebuah Grand Design tahun 2013-2017. Terjadi pergeseran paradigma pengelola SDM yang semula berperan sebagai unit supporting dan melaksanakan tugas yang bersifat administratif, menjadi mitra strategis dalam pencapaian visi/misi dan menghadapi tantangan tugas Ditjen Perbendaharaan ke depan. Salah satu peta strategi grand design yang ditetapkan adalah pengembangan budaya kerja pegawai yang analitis, responsif dan berorientasi pada teknologi informasi. Oleh karena itu, pengelolaan SDM dituntut memiliki komitmen dan program yang sejalan dengan strategi tersebut.
Sebagaimana kita ketahui pada tahun 2013 telah dilakukan survei employee engagement oleh Bagian Administrasi Kepegawaian Ditjen Perbendaharaan yang bekerjasama dengan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. Survei ini bertujuan untuk menilai kinerja pengelolaan SDM secara cover both side (kepuasan pegawai dan kontribusi pegawai terhadap organisasi) yang kemudian dipetakan dalam level engagement pegawai. Lebih jauh level engagement dianalisis dengan profil kompetensi dan kinerja pegawai yang dipetakan dalam 9 box/kuadran untuk mengetahui kedudukan/hubungan dan kemiripan karakteristik diantara keduanya.
Pada tataran praktik, terdapat beberapa permasalahan pengelolaan SDM yang tertangkap dalam survei employee engagement dan perlu ditindaklanjuti dengan kebijakan konkrit. Sebagai bahan pendukung perumusan kebijakan rekomendasi survei, diperlukan sebuah kajian/penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kajian/penelitian tersebut jika diperkaya dengan analisis data sekunder yang tersedia saat ini, seperti Sistem Informasi Kepegawaian (SIK), Analisis Beban Kerja (ABK) dan Kajian Fiskal Regional (KFR), akan lebih mempertajam kualitas kajian dan memiliki daya dorong Kuat untuk perbaikan kebijakan ke depan.
Oleh: Ahmad Nurholis - Bagian Administrasi Kepegawaian