Liputan capacity building KPPN Jakarta I
Jakarta – perbendaharaan.go.id - “Siapa kita?” “KPPN Jakarta I!” “Semangat kita?” “Seratus persen!!” “Tujuan kita?” “Juara!!!” Seruan yel-yel dari motivator dibalas dengan penuh semangat oleh para peserta outbond. Hari itu para pegawai KPPN Jakarta I sedang berkumpul di Citarik, Sukabumi, Jawa Barat, untuk mengikuti capacity building dan training motivasi yang diselenggarakan oleh Bagian Pengembangan Pegawai Ditjen Perbendaharaan. Kegiatan ini diadakan untuk memacu semangat kru KPPN Jakarta I menjelang penilaian Kantor Pelayanan Percontohan lingkup Kementerian Keuangan, di mana KPPN Jakarta I maju menjadi wakil dari Ditjen Perbendaharaan.
Hari Sabtu (24/8) pagi, para peserta dan panitia berangkat dari Jakarta menuju Sukabumi. Perjalanan memakan waktu sekitar 5 jam sehingga rombongan tiba di lokasi pukul 13.00. Setelah sholat dan makan siang, acara berlanjut dengan sambutan dari kepala KPPN Jakarta I W. Arie Prajoga Wijata. Dalam sambutannya, Kepala KPPN Jakarta I menjabarkan maksud dari diadakannya kegiatan yang akan dijalani, yaitu untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia melalui capacity building dengan acara outbound guna mengembangkan berbagai komponen perilaku pegawai dalam menunjang pelaksanaan tugas sehari-hari, antara lain membuka wawasan baru dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial serta bekerja sama dengan orang lain, meningkatkan kemampuan kreatif dalam menyelesaikan masalah, belajar berkomunikasi secara efektif, meningkatkan kepercayaan pada orang lain, serta leadership. Kegiatan ini juga sekaligus untuk menjalin silaturahmi antarpegawai untuk meningkatkan semangat kerja sama dan spirit kebersamaan tim, mengupayakan penyegaran fisik maupun mental untuk menghindarkan kelelahan, kejenuhan, dan kepenatan bekerja sehari-hari, sehingga diharapkan mampu memperoleh semangat baru dan optimisme menyongsong tugas-tugas yang akan datang khususnya dalam rangka menghadapi penilaian Kantor Pelayanan Percontohan lingkup Kementerian Keuangan pada tanggal 9 September 2013 nanti.
Acara dilanjutkan dengan pengarahan sekaligus pembukaan oleh Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi DKI Jakarta Hendro Baskoro. Salah satu pesan Kepala Kanwil yang paling berkesan adalah “Lupakan kebaikan kita, ingat kesalahan kita. Ingat kebaikan orang lain, lupakan kesalahan orang lain.” Pesan ini agaknya sesuai dengan kondisi kerja yang kadang-kadang timbul benturan di sana-sini kendati tidak disengaja. Jika konflik ini berlarut-larut tentunya akan merusak kekompakan yang telah terbangun. Namun, dengan kesediaan untuk mengingat dan melupakan sesuai porsi masing-masing, kenyamanan bekerja dapat senantiasa dijaga sehingga meningkatkan pula kinerja kantor sebagai satu tim.
Selanjutnya para peserta mengikuti capacity building dipandu oleh fasilitator Wahyu Musukhal. Pada sesi pertama, peserta yang telah dibagi menjadi 3 kelompok diminta untuk menirukan cara berjalan roda buldozer. Permainan ini mengingatkan bahwa dalam melangkah harus satu irama agar bisa sampai ke tujuan dengan aman. Setelah itu, setiap kelompok ditantang untuk membangun menara dari bahan sedotan. Untuk dapat mendirikan menara tentunya dibutuhkan pondasi yang baik, ini dianalogikan dengan perlunya membuat dasar yang kokoh untuk meraih cita-cita yang tinggi. Permainan ketiga yaitu memindahkan bola tenis meja secara estafet menggunakan sumpit, seperti halnya pekerjaan di KPPN yang terus berkesinambungan dari front office hingga pelaporan. Peserta dengan semangat mengikuti instruksi yang diberikan dan berlomba menyelesaikan tugas terlebih dahulu, meski ada di antara peserta yang berada dalam kondisi kurang fit.
Menjelang istirahat petang, fasilitator meminta agar para peserta mengeluarkan amplop yang sebelumnya telah dibagikan begitu tiba di lokasi. Ternyata isi amplop tersebut adalah kepingan puzzle yang harus disatukan kembali membentuk poster foto bersama para pegawai KPPN Jakarta I. Terjadi keriuhan ketika masih terdapat dua kepingan puzzle yang belum ketemu. Setelah sempat timbul rasa saling curiga di antara para peserta, fasilitator membuka rahasia bahwa kedua kepingan puzzle tersebut memang sengaja tidak dibagikan. Lewat permainan ini fasilitator hendak mengajak peserta untuk terus menjaga kekompakan, mengingat pekerjaan di KPPN yang terkait satu sama lain. Apabila terdapat pegawai yang belum bisa mengikuti ritme kerja pegawai lain, maka tugas rekan-rekannyalah untuk mengisi kekurangan dan mendukung agar tujuan bersama tetap dapat tercapai. Kepingan puzzle yang menyatu menjadi poster utuh bertuliskan ‘Siap Menjadi Juara!’ menjadi saksi semangat dan kekompakan awak KPPN Jakarta I menyongsong babak final Seleksi Kantor Pelayanan Percontohan.
Seusai shalat dan makan malam, acara diisi oleh motivator dari kantor pusat, Bambang Kismanto. Bambang mengingatkan bahwa diperlukan 3 + 1 untuk mencapai tujuan, yaitu yakin, strategi, doa, diiringi dengan keharmonisan atau kesamaan obsesi untuk menjadi juara. Selain mendapatkan suntikan motivasi, malam itu para peserta juga hanyut dalam keharuan ketika motivator memutarkan beberapa film yang memberikan contoh pencapaian melebihi target. Di sini motivator ingin mengingatkan bahwa kadangkala kita bukannya tak sanggup atau kelelahan dalam berusaha, hanya saja kemalasan kerap kali menggoda. Terbukti dengan semangat yang tinggi, dengan memicu produksi hormon endorfin yang menimbulkan rasa bahagia, apa yang semula dianggap mustahil ternyata bisa diraih dalam genggaman. Kebahagiaan ini pun dapat bersumber dari orang-orang di sekitar, maka ketika para peserta bersalaman sambil saling mendoakan keluarga rekannya, keharuan pun pecah.
Kiat lain yang disampaikan oleh motivator adalah memfokuskan pikiran seraya meyakini kesanggupan diri. Awalnya Eko Budi Purnomo, pelaksana Subbagian Umum, diminta untuk mematahkan sebatang pensil dengan satu jari. Ternyata hal tersebut dapat dilakukannya dengan cukup mudah. Kemudian pelaksana Seksi MSKI, Juli Kiranawati, diminta mempraktikkan hal serupa, hanya saja kali ini jumlah pensilnya ditambah. Walaupun sempat gagal pada percobaan pertama, tetapi dengan fokus dan keyakinan terbukti Juli dapat mematahkan kedua pensil tersebut sekaligus.
“Di sini kita belajar untuk mendobrak batas-batas diri kita,” tukas Teguh Gunarso, petugas front office Seksi Pencairan Dana yang mengaku sangat terinspirasi oleh sesi motivasi tersebut. “Kita mungkin mengira batasan kita adalah angka tujuh, tetapi ternyata kita bisa mencapai sepuluh bahkan lebih.”
Jam sudah menunjukkan pukul 21.00 tetapi para peserta masih semangat meneruskan kegiatan di depan api unggun. Panitia internal KPPN memandu permainan cepat tepat dengan pertanyaan seputar pekerjaan KPPN dan lagu-lagu. Sebagai penutup, dilaksanakan potong tumpeng sekaligus halal-bihalal. Usai bersalam-salaman, peserta pun beristirahat di tenda yang telah disediakan.
“Ini pertama kalinya tidur di tenda dengan kondisi gelap gulita. Seru tapi asyik juga karena ada teman-teman,” cerita Indri, pelaksana dari Seksi Bendum ketika ditanya mengenai kesan-kesannya bermalam di tenda. “Jadinya impossible is nothing, karena ada teman yang bisa mendukung dan membantu untuk tetap melangkah walaupun kadang ada ketakutan yang berasal dari pikiran atau perasaan kita,” lanjut Indri yang berharap program capacity building ini bisa diadakan setiap tahun untuk me-refresh dan membantu menyebarkan semangat kerja. Harapan senada disuarakan oleh Nur Azizah, pelaksana Seksi MSKI yang juga menjadi panitia.
“Capacity building seperti ini berguna sekali untuk mengisi ulang semangat pegawai dalam bekerja, dengan pemberian motivasi yang dikemas dalam kegiatan-kegiatan menarik. Bermanfaat juga untuk memupuk kebersamaan di antara pegawai, sehingga dapat menghasilkan keinginan bersama dalam mencapai tujuan. Seperti hari ini, saya belajar tiga kata yang penting yaitu endorfin, bahagia, dan semangat, juga merasakan sekali kebersamaan antarpegawai,” papar Azizah.
Keesokan paginya, pukul 06.30 para peserta sudah diajak senam bersama untuk mengawali kegiatan hari itu. Selesai senam yang dilanjutkan dengan sarapan pagi, para peserta diajak turun ke sungai CItarik. Tentu bukan sembarang turun, karena hari ini para peserta dijadwalkan untuk berarung jeram atau rafting. Instruktur dari pihak provider ternyata bukan hanya piawai mengendalikan perahu, tetapi juga bisa memotivasi peserta untuk tak takut-takut mencoba. Tersedianya peralatan pengamanan yang prima dan tim penyelamat yang mendampingi, juga masih terngiang seruan motivasi hari sebelumnya, membuat sebagian peserta yang semula berniat tak ikut rafting mengubah pikiran.
Dengan pendampingan dan pengarahan dari instruktur di masing-masing perahu, peserta pun mengarungi jalur sepanjang 5 kilometer dengan nyaman. Tentu ada tantangan berupa derasnya arus dan deretan bebatuan yang berpotensi membuat perahu tersangkut, apalagi air sungai sedang terhitung surut, tetapi ini justru menambah seru petualangan hari itu. Di tengah perjalanan, pada sebuah titik instruktur sempat menawarkan jika ada peserta yang berminat berenang. Beberapa peserta menyambut tantangan ini dengan terjun ke sungai yang memang sudah diperkirakan alirannya tidak begitu deras.
“Menyenangkan sekali, seperti anak kecil yang bebas main-main dan berenang,” aku Jaiyun, pelaksana seksi Verifikasi dan Akuntansi yang tak mau ketinggalan ikut menceburkan diri. Meski demikian, ada pula pegawai yang sempat terbawa arus sebelum ditolong oleh rekan sesama pelaksana Subbagian Umum. Inilah salah satu perwujudan nyata kekompakan sebagaimana telah diingatkan oleh para fasilitator dan motivator.
Begitu kembali ke daratan, peserta disambut dengan minuman es kelapa muda. Setelah itu peserta dibawa kembali ke tempat mulai rafting menggunakan truk dan mobil bak terbuka. Perjalanan pulang ini juga tak kalah seru karena harus melewati jalanan yang terjal dan berbukit-bukit. Sebagian besar peserta kembali ke saung dalam keadaan basah kuyup, sedikit lelah, tetapi hati gembira. Keberhasilan melalui tantangan arung jeram memercikkan api semangat untuk menghadapi tantangan-tantangan berikutnya. Termasuk penilaian Kantor Pelayanan Percontohan yang sudah di depan mata. KPPN Jakarta I Siap Menjadi Juara!
Oleh: Leila Rizki Niwanda – Kontributor KPPN Jakarta I