Laporan Kunjungan Menteri Keuangan ke Kanwil Ditjen Perbendaharaan Propinsi jawa Timur
Surabaya, djpbn.kemenkeu.go.id – Akhir tahun anggaran adalah saat yang sangat krusial bagi para pegawai Kementerian Keuangan, khususnya Ditjen Perbendaharaan. Volume kerja yang meningkat tajam sering menyebabkan emosi para pegawai menjadi labil. Kondisi mental yang tentu saja akan mempengaruhi kinerja para pegawai. Hal ini rupanya disadari oleh pemimipinnya. Di tengah kesibukannya, Menteri Keuangan, Agus Martowardojo, menyempatkan diri mengunjungi Kantor Perwakilan Kementerian keuangan Propinsi jawa Timur.
Kunjungan yang sangat membahagiakan para pegawai sekaligus menjadi penyemangat dalam menghadapi akhir tahun anggaran, meskipun tidak semua pegawai bisa bertatap muka dengan orang nomor satu di Kemenkeu tersebut. Hadir dalam acara tatap muka dengan Menteri Keuangan adalah para pejabat eselon 2 dan 3 dari seluruh Direktorat Jenderal di bawah Kementerian Keuangan. Pertemuan dilakukan di Gedung Keuangan Jawa Timur, tanggal 14 Desember 2010.
Pria yang dikenal sebagai bankir profesional ini, menjabat tangan beberapa hadirin sembari menanyakan kantor asal saat memasuki ruang pertemuan. Beliau juga sempat memberi komentar ketika berjabat tangan dengan salah satu hadirin yang mengambil posisi meja bundar, tidak bergabung dengan komunitasnya.
“Siapa namamu?” tanya beliau.
“Taukhid, dari Perbendaharaan Pak”. Jawab orang yang dtanya.
Bapak Menteri tersenyum seraya berucap “Bagus...!”. Dialog singkat tersebut mengandung pesan mendalam bahwa beliau tidak menginginkan segmentasi eselon 1 walaupun memang senyatanya berasal dari eselon 1 yang berbeda pada Kementerian Keuangan.
Acara formal namun terkesan santai oleh hantaran Dawam dan Tika yang luwes sebagai MC. Alunan musik keroncong dengan vokalis yang kebetulan bernama sama dengan Menkeu, menjadikan suasana semakin tampak akrab.
Banyak hal menjadi perhatian Menteri Keuangan. Beliau mengamanatkan agar seluruh jajarannya tidak memperhatikan segmentasi eselon.
“Masing-masing mempunyai tujuan yang sama sebagai Pengelola Keuangan Negara yang akuntabel, bermartabat dan terpercaya, selalu memegang teguh visi,” kata Agus Martowardojo.
“Untuk menjadi seperti itu memang mudah dibicarakan tapi tidak mudah dijalankan. Namun dengan memegang teguh karakter pegawai, yaitu kejujuran, integritas, disiplin, teamwork dan kemauan belajar tentu akan menunjukkan hasil yang signifikan. Karena pada hakikatnya keterampilan saja tidak cukup tanpa softskill ,” kata penerima anugerah Leadership Achievement Award tahun 2006 dari The Asian Banker ini.
Menteri Keuangan mengapresiasi kerja keras jajaran Kementerian Keuangan. Beliau juga menyampaikan rasa terimakasih dan bangganya atas keberhasilan-keberhasilan yang telah diraih. Khususnya terhadap capaian Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang mendapatkan penghargaan dari KPK atas pencapaian indeks PIAK tertinggi. Beliau juga tak lupa menyampaikan salam buat keluarga di rumah atas semua dukungan morilnya.
Selain apresiasi, beliau juga memaparkan hal-hal yang harus menjadi perhatian bersama yang harus diperbaiki. Antara lain penyerapan anggaran, pengelolaan pengeluaran negara secara tertib, peningkatan penerimaan negara dan penertiban pengelolaan aset negara.
“Penyerapan anggaran akan mendukung pertumbuhan ekonomi. Sekalipun peran pemerintah dalam hal tersebut hanya 9 persen, namun diharapkan dapat terealisasi 100% sehingga mampu menggerakkan perekonomian. Dan bagaimana hal tersebut bisa tercapai bila alokasi anggaran lebih banyak untuk anggaran yang mengikat sehingga sisa untuk pembangunan/investasi menjadi sangat sedikit,” jelasnya.
Menurut Menteri Keuangan, penerimaan negara harus ditingkatkan dengan memperbaiki tax ratio, pembangunan internal control dan melakukan hal-hal yang lebih strategis seperti pembangunan internal control, unit quality insurance dan melakukan examinasi. Disisi pengeluaran , lakukan perbaikan pada cash management, penyelesaian DIPA yang lebih baik agar pengeluaran menjadi lebih tertib.
Sementara itu untuk elaksanaan APBN di pemerintahan daerah beliau menyarankan kepada jajaran Kementerian Keuangan agar menjaga komunikasi dan membantu agar mereka mampu menyusun APBD yang tepat waktu dan lebih baik.
“Perhatikan satker di pemda, apakah sudah melakukan kewajiban perpajakan dengan benar. Pantau kesiapan dalam menerima pengalihan BPHTB pada tahun 2011. Karena kondisi saat ini baru 40 pemda yang telah selesai menyusun perdanya. Koordinasikan itu antar eselon 1 di wilayah masing-masing,” pessan Menteri Keuangan Agus Martowardojo.
Selanjutnya, menutup arahannya, beliau meminta seluruh agar jajaran Kementerian Keuangan siap atas dicanangkannya program transformasi kelembagaan pada tahun 2011 – 2014.
Oleh : Kontributor KPPN Blitar
Editor : Bambang Kismanto – Media Center Perbendaharaan